Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas

Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
Kegiatan belajar mengajar Sekolah Asrama Taruna Papua, Mimika, Papua Tengah. Foto: dokumentasi jpnn.com

Meski SATP memiliki fasilitas lengkap dan pendidikan gratis, tidak mudah bagi para pengasuhnya membujuk anak-anak dari berbagai suku di pedalaman Papua untuk mau menimba ilmu di sekolah itu.

Franco menjelaskan biasanya para orang tua keberatan, bahkan menolak ketika anak-anak mereka harus dibawa dari kampung halaman di pedalaman menuju Mimika.

“Terkadang harus melalui drama yang tidak mudah. Sulit bagi orang tua untuk melepas anak-anak mereka yang masih kecil untuk kami didik di sini,” ujarnya.

Namun, lambat laun upaya SATP melakukan pendekatan persuasif ke suku-suku di pedalaman Papua berbuah.

Para orang tua yang anaknya dididik di SATP pun menyadari tentang pentingnya pendidikan.

“Setidaknya para orang tua di suku-suku terpencil menyadari pentingnya pendidikan dan masa depan yang lebih baik bagi putra dan putri mereka,” ucap wakil kepala sekolah yang membidangi kehumasan di SATP itu.

Menjelang HUT ke-79 RI lalu, manajemen PT Freeport Indonesia mendatangkan Greysia Polii.

Peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 dari cabang olahraga badminton itu diminta memberikan motivasi kepada murid-murid SATP.

SATP menjadi salah satu upaya membentuk anak-anak asli Papua menjadi SDM berkualitas. Operasional SATP dibiayai dengan Dana Kemitraan PT Freeport Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News