Sekolah Curang Saat Visitasi Akreditasi
Mengakali Infrastruktur dengan Sewa Perlengkapan Laboratorium
JAKARTA - Perolehan nilai akreditasi yang tinggi semakin diidamkan sekolah. Bahkan untuk mendapatkannya, tidak jarang sekolah berlaku curang. Badan Akreditasi Nasional Sekolah dan Madrasah (BAN S/M) menurunkan tim investigasi untuk menertibkan sekolah-sekolah yang curang itu.
Kepala BAN S/M Abdul Mu"ti menuturkan modus mencurangi kondisi sekolah saat dilakukan visitasi oleh tim BAN S/M semakin beragam.
"Bahkan mulai aneh-aneh," katanya saat dihubungi kemarin. Cara lawas yang biasanya dipakai adalah memberikan upeti kepada asesor supaya mendapatkan nilai akreditasi bagus.
Tetapi sekarang cara yang dilakukan sekolah lebih canggih. Pemberian upeti sudah jarang dilakukan karena pengawasan integritas seluruh asesor BAN S/M sudah dilaksanakan dengan sistem yang kuat. Abdul menuturkan bahwa sekolah saat ini sering mencurangi kondisi infrastruktur sekolah.
"Saya mendapatkan informasi bahwa ada sekolah yang menyewa perlatan laboratorium, buku-buku perpustakaan, dan sejenisnya saat kegiatan visitasi," paparnya. Muncul usulan supaya kegiatan visitasi oleh para asesor dilaksanakan tanpa pemberitahuan alias mendadak.
Namun Abdul mengatakan sistem visitasi dadakan itu tidak bisa dijalankan. Sebab selama ini proses visitasi itu didahului dengan pemeriksaan berkas administrasi pengajuan akreditasi yang dibuat oleh masing-masing sekolah. Nah saat dilakukan pemeriksaan berkas itu, pihak sekolah sudah mengetahui jadwa kunjungan asesor.
Pria yang juga menjadi sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu menuturkan, dia pernah berkunjung ke sekolah yang mendapatkan akreditasi A. Tetapi dia sangat prihatin terhadap kondisi riil infrastruktur sekolah tersebut. Kuat dugaan saat dilakukan visitasi dulu, pihak sekolah melakukan pembenahan infrastruktur sekolah seperti perlengkapan laboratorium dengan cara menyewa.
Untuk mencegah kenakalan sekolah saat divisitasi itu, BAN S/M sudah menyiapkan sejumlah strategi. Diantaranya adalah menurunkan tim investigasi ke sekolah yang ditengarai curang. Selain itu BAN S/M juga terus menerima laporan dari masyarakat. "Intinya pada kondisi tertentu status akreditasi bisa dicabut atau diturunkan," kata dia.
Dia menuturkan BAN S/M sudah melakukan pemetaan hasil akreditasi sekolah selama 2013. Hasilnya titik lemah standar mutu di seluruh sekolah berbeda-beda sesuai dengan jenjang pendidikannya. Untuk jenjang SD/sederajat dan SMP/sederajat, titik mutu terendah atau terlemah ada standar kompetensi lulusan.
Jika dikupas lebih detail, butir kompetensi yang paling lemah di jenjang SD adalah siswa memperoleh pengalaman belajar untuk menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan.
Sedangkan untuk jenjang SMA/sederajat, kualitas standar mutu yang paling lemah ada di standar sarana dan prasarana sekolah. Aspek yang paling jeblok untuk urusan sarana prasarana sekolah itu diantaranya adalah keberadaan laboratorium.
Abdul mencontohkan sekolah seharusnya memiliki laboratorium bahasa yang dapat menampung minimal satu rombongan belajar. Selain itu BAN S/M juga melakukan pemeringkatan hasil akreditasi berdasarkan provinsi. (wan)
JAKARTA - Perolehan nilai akreditasi yang tinggi semakin diidamkan sekolah. Bahkan untuk mendapatkannya, tidak jarang sekolah berlaku curang. Badan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Tingkatkan Kualitas Pendidikan di Sulsel, Ganesha Operation Kenalkan GO Expert
- Uhamka Masuk Daftar Universitas Terbaik Asia versi QS AUR 2025
- Ini Kata Bahlil soal Gelar Doktornya di SKSG UI
- SANF Perkuat Digitalisasi Pendidikan di Indonesia
- Keren, Siswa Mentari Intercultural School Jakarta Boyong Emas dari Malaysia
- Dibilang Abal-Abal, UIPM Justru Pelopor Kampus Virtual Menggunakan Second Life