Sekolah Gratis Hilang, Giliran Guru Khawatirkan Gaji
Saat ditemui di peresmian SMPN 55 kemarin, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyatakan tidak bisa lagi membiayai SMA/SMK.
Pihaknya tidak ingin terkena masalah hukum jika dipaksakan membiayai SMA/SMK. "Sudah jelas tidak bisa (membantu siswa)," ucapnya.
Kebutuhan SMA/SMK kini menjadi tanggung jawab provinsi.
Pihaknya juga tidak bisa melepaskan uang yang sangat besar untuk membantu SMA/SMK.
Berdasar kajian dari pemerintah pusat, kepolisian, hingga kejaksaan, Pemkot Surabaya tidak bisa campur tangan kembali dalam mengelola SMA dan SMK.
"Mosok sampean tego aku dipenjara," ungkapnya. Urusan anak sekolah juga menjadi wewenang dinas pendidikan.
"Dinas sosial menangani setelah sekolah. Untuk itu, harus ada perda," ujarnya.
Sementara itu, Anggota Dewan Pendidikan Surabaya Didik Yudhi Ranu Prasetyo menuturkan, terkait dengan SPP, awalnya, sekolah mengalkulasi kebutuhan anggaran sehingga muncul angka yang bervariasi.
JPNN.com-- Bukan hanya siswa dan orang tua yang gelisah dengan sistem baru pendidikan SMA/SMK di Surabaya, para guru pun demikian.
- Kisah 2 Guru Program EPP di Samarinda, Bertarung dengan Tantangan, Lahirkan Perubahan
- Ganjar Pranowo Beberkan Tantangan Berat pada Guru saat Ini
- Tunjangan Daerah Guru SMP Rp 5,1 Juta, SMA Rp 2 Juta
- Ini Dia Profil Mudianto, Kepala SMK Terbaik Se - Indonesia
- Dorong SMA SMK Dikembalikan ke Pemkab Pemko
- Menguat Desakan SMA dan SMK Dikembalikan ke Pemkab / Pemko