Sekolah Ilmu Lingkungan UI Atasi Krisis Air Lewat Sistem Permanen Hujan
Hayati menuturkan, hasil pengolahan air bekas wudu ini kemudian dapat digunakan untuk keperluan operasional masjid, seperti menyiram tanaman dan membersihkan pekarangan.
“Sistem ini tidak hanya menghemat penggunaan air bersih, tetapi juga mengurangi limbah air yang dibuang ke lingkungan," ungkapnya.
Terpisah, perwakilan Unilever Indonesia, Maya Tamimi mengatakan, melalui program keberlanjutannya ini, pihaknya menyatakan komitmen penuh terhadap inisiatif tersebut.
“Kolaborasi dengan SIL UI dalam proyek ini sejalan dengan misi kami untuk mendorong praktik berkelanjutan dan memberdayakan masyarakat,” ujar Maya Tamimi.
Sekadar informasi, pemanenan air hujan dan pengolahan air bekas wudu perlu diimplementasikan di banyak masjid untuk mendukung kemandirian air, mengurangi beban drainase kota, dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya konservasi air.
Setidaknya sudah ada tiga masjid di Jakarta dan sekitarnya yang menerapkan program inovasi ini.
Tiga masjid yang menjadi pionir dalam penerapan teknologi ini adalah Masjid Arief Rahman Hakim Kampus UI Salemba, Masjid Ukhuwah Islamiyah Kampus UI Depok, dan Masjid Agung At-Tin.
Pemilihan masjid sebagai lokasi percontohan didasari oleh peran penting masjid sebagai pusat kegiatan masyarakat.
Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia (SIL UI) menjalin kerjasama strategis dengan Unilever Indonesia dalam rangka mengatasi permasalahan kekurangan air
- Unilever Sebut Inklusi, Kesetaraan, dan Keragaman Kunci Bisnis Berkelanjutan
- Prakiraan Cuaca Hari Ini 23 November: Hujan Ringan & Deras Disertai Petir di Mayoritas Kota Besar
- Pesona St Vincent dan AIR yang Membius di Hari Pertama Joyland Festival Jakarta 2024
- 5 Langkah Utama untuk Capai Emisi Net Zero di Sektor Tenaga Listrik
- ASABRI Gandeng FHCI Perkuat Kapasitas Human Capital Lewat Teknologi
- Menkomdigi Ajak Seluruh Elemen Bangsa Promosikan Bhinneka Tunggal Ika ke Dunia