Sekolah Masih Bisa Jual Buku Pengayaan
Selasa, 11 Desember 2012 – 08:24 WIB
Untuk SD, metode pengajaran dilakukan berdasarkan tema. Misalnya untuk kelas I tentang diriku, dalam buku itu akan bercerita tentang hal-hal yang berkaitan dengan diri sendiri, yang di dalamnya berisi tentang bagaimana berprilaku jujur, disiplin, jaga kebersihan.
Baca Juga:
“Buku itu untuk satu tema, mungkin untuk satu bulan. Jadi selama sebulan murid hanya menggunakan buku itu saja. Dan guru mengajarkan atas tema yang ada di buku babon. Setelah selesai satu tema, baru akan pindah ke tema berikutnya. Satu periode pelajaran hanya satu buku,” jelasnya.
Saat ditanya apakah dengan adanya buku babon tersebut menutup ruang bagi penerbit untuk mencetak buku pengayaan? Menanggapi hal ini, Raymon mengatakan bahwa buku pengayaan bebas, artinya, penerbit maupun sekolah masih boleh mencetak buku pengayaan dan menjualnya kepada siswa.
“Kalau pengayaan bebas. Nah ini (buku babon) kan hanya upaya pemerintah untuk memberikan buku gratis kepada siswa. Silakan kalau untuk pengayaan atau tambahan lain. Tapi pemerintah punya kewajiban untuk sediakan buku babon itu saja. Ini semata untuk kurangi beban orangtua untuk membeli buku, makanya kita sediakan buku itu,” jelas Raymon.
JAKARTA – Penerapan motede tematik terintegrasi dalam kurikulum 2013 diikuti dengan pembuatan sebuah buku panduan bagi guru dan siswa yang
BERITA TERKAIT
- Bandingkan Sikap Prabowo dan Gibran soal PPDB Zonasi
- Mendikdasmen Abdul Mu’ti Memberi Sinyal Kuat Perubahan, FSGI Bereaksi
- Luo Yuan Yuan jadi Mahasiswa Asing Pertama Raih Doktor di Untar dengan IPK Sempurna
- Guru ASN PPPK & Honorer Tendik Minta Kenaikan Gaji Merata, Ingatkan Janji Prabowo
- Komitmen Cambridge English Tingkatkan Pembelajaran Bahasa Inggris di Indonesia
- Dukung Program Pemerintah, Polres Bolmong Bagikan Makanan Gratis kepada Siswa SD