Sekolah Master, Sekolah Gratis Khusus Untuk Anak Jalanan
Kelas Pun Bisa untuk Belajar, plus Tidur Malam
Senin, 26 Juli 2010 – 08:52 WIB
Di bangunan sekadarnya itulah, harapan para anak jalanan untuk tetap bisa sekolah, diwujudkan. Melalui Yayasan Bina Insan Mandiri (YBIM), didirikanlah sekolah terbuka di tempat itu, mulai dari TK, SD, SMP dan SMA.
Mereka yang sekolah di sana, kebanyakan adalah para anak jalanan yang sehari-harinya menggelandang sambil bekerja di sekitar terminal Depok. Sudah delapan tahun sekolah gratis itu berdiri. Sang pendiri adalah Nurrochim, pria 39 tahun lulusan pondok pesantren yang kini sedang mengenyam pendidikan S1 di Sekolah Tinggi Law and Business Manager Jakarta, itu.
Rochim (panggilan akrabnya), lebih suka menyebut sekolah gratis yang dia dirikan itu dengan Master. Yakni singkatan dari masjid-terminal. "Kami mengawali ini semua dari masjid yang ada di terminal Depok," katanya. Diceritakan, pendirian sekolah gratis itu berawal dari keprihatinan Rochim atas nasib para anak jalanan di sekitar terminal Depok yang tak tersentuh pendidikan karena keterbatasan yang ada pada mereka. "Waktu kecil, saya sering bermain-main di terminal, stasiun dan pasar. Asal main saja, ikut-ikut teman nyari uang," kisahnya. Dari tempat itulah, Rochim banyak bergaul dengan para anak jalanan.
Tapi nasib Rochim lebih beruntung. Dia bisa mengenyam pendidikan di lingkungan pesantren, sedangkan para anak jalanan itu tidak. "Padahal, banyak dari anak jalanan yang saya kenal saat itu sangat ingin sekolah. Karena itu, saya tergerak untuk mendirikan sekolah Master ini," katanya.
SUDAH delapan tahun, Nurrochim membina dan mendidik para anak jalanan di sekolah "Master" yang dia dirikan. Master bukan berarti setingkat
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408