Sekolah Master, Sekolah Gratis Khusus Untuk Anak Jalanan
Kelas Pun Bisa untuk Belajar, plus Tidur Malam
Senin, 26 Juli 2010 – 08:52 WIB
Pada 28 Juni 2002, Rochim pun mencoba mewujudkan keinginannya. Bersama beberapa temannya, dia mendirikan sekolah gratis. Saat itu, ada 300 anak jalanan yang ikut. Karena belum memiliki gedung sekolah, Rochim diberi ijin menggunakan Masjid Al Muttaqien di kompleks Terminal Depok untuk kegiatan belajar mengajar. "Karena tempatnya di masjid terminal, sekolah ini kami singkat master," katanya. Untuk tahap awal, kegiatan belajar-mengajar dilaksanakan tiga kali seminggu.
Empat tahun kemudian, jumlah murid di sekolah master terus bertambah. Dio satu sisi, perjuangan serta ketelatenan Rochim dan teman-temannya, membuat para warga yang tinggal di sekitar terminal berempati. Rochim kemudian mendapat wakaf tanah dari sejumlah warga yang tinggal di belakang masjid. Wakaf tanah itu lah yang kelak dijadikan Rochim untuk mendirikan bangunan sekolah master-nya. "Untuk tambahan kami terpaksa membelinya sedikit biar muat untuk semua siswa," terang suami dari Elvira Wati, 35, itu.
Sedikit demi sedikit, Rochim dan teman-temannya mulai membangun sekolah di atas tanah wakaf tersebut. Karena dana yang sangat terbatas, Rochim membangun sekolah itu semampunya. Jadinya, ya bangunan semi permanen tadi.
Kini, di atas lahan 1.500 meter persegi itu, sudah berdiri 10 kelas. Rata-rata setiap kelas berukuran 5 x 5 meter. Kelas-kelas itu tak ada kursi, juga tak ada bangku. Jadi, proses belajar-mengajar dilakukan secara lesehan. Bahkan, tak ada pintunya.
SUDAH delapan tahun, Nurrochim membina dan mendidik para anak jalanan di sekolah "Master" yang dia dirikan. Master bukan berarti setingkat
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408