Sekolah Mosintuwu Rajut Perdamaian di Poso
Dia sudah tiga bulan hidup dengan makanan seadanya di hutan ketika berjumpa dengan milisi tersebut.
Mereka berhasil selamat, menurut Martince, gara-gara anting-anting putrinya, yang berbentuk salib.
"Itulah yang menyelamatkan kami," ujarnya. "Saya kira mereka itu kelompok Kristen, karena mereka tidak membunuh kami."
Photo: Sekolah perempuan Mosintuwu mengelola pasar bagi warga setempat. (ABC: Nicole Curby)
Konflik sosial terjadi di tempat lain di Indonesia menyusul pengunduran diri Presiden Suharto saat itu. Tapi konflik di Poso yang paling lama, hingga 2007.
Sejak itu, Poso dikenal jadi sarang terorisme. Pendukung ISIS di sini termasuk yang pertama menyatakan dukungannya.
Martince saat ini giat dalam upaya memerangi kebencian. Dia memimpin sekolah perempuan Mosintuwu yang berupaya mempertemukan umat Muslim, Hindu, dan Kristen.
Kini lembaga tersebut mengelola pasar lokal yang terbuka bagi wanita dari semua agama.
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata