Sekolah Negeri Seragam Kurikulum 2013
jpnn.com - Semester II tahun pelajaran 2014–2015 telah dimulai Senin (5/1). Sesuai kesepakatan yang disampaikan Dispendik Surabaya sebelumnya, semua sekolah negeri di kota ini memilih tetap melanjutkan materi Kurikulum 2013 (K-13). Perubahan kurikulum hanya terjadi di sekolah swasta. Ada yang tetap K-13, ada juga yang kembali ke Kurikulum 2006.
Salah satu sekolah yang menerapkan Kurikulum 2006 lagi adalah SMA Bina Bangsa. Edi Sulistiono, Wakasek kurikulum sekolah di Jalan Siwalankerto itu, mengatakan, sekolahnya baru menggunakan K-13 selama satu semester. Karena itu, ketika ada opsi menggunakan kurikulum lama, pihaknya merasa lebih pas menjalani pilihan tersebut. ”Secara teknis ini seperti balik kucing. Istilahnya, ada perubahan lagi. Namun, para pengajar di sini merasa lebih siap mengajar dengan Kurikulum 2006,’’ jelas dia.
Edi mengatakan, belum ada kendala dalam implementasi kurikulum lawas tersebut. Kemarin guru-guru hanya mengenalkan materi semester genap. Suyanto, kepala SMA Bina Bangsa, mengungkapkan, kembalinya sekolah menerapkan Kurikulum 2006 bukan masalah besar. ”Dulu kan pakai kurikulum itu. Kalau harus kembali, ya nggak masalah,’’ ungkapnya.
Untuk buku pelajaran, juga tidak ada kendala. SMA Bina Bangsa memanfaatkan buku lama yang masih tersimpan di perpustakaan. Sekolah juga menggunakan buku sekolah elektronik (BSE) yang diunduh lewat internet. Tim guru di sekolah itu kini mencicil untuk menyusun lembar kerja siswa (LKS).
Sejatinya SMA Bina Bangsa sudah menerima buku-buku K-13. Namun, tentu saja buku itu urung dipakai dan disimpan saja di perpustakaan. Mar’atus, salah seorang siswi SMA Bina Bangsa, merasa pilihan sekolahnya itu sesuai dengan keinginannya. Menurut dia, Kurikulum 2006 lebih mudah dipahami ketimbang K-13. ’’Di Kurikulum 2006 ada penjelasan dari guru. Itu memudahkan pemahaman secara mendalam daripada materi K-13. Saya kurang paham,’’ ungkap siswi kelas XI IPA tersebut.
Selain itu, Kepala SMP Vita School Surabaya Junita Indriani menyebut sekolahnya memilih balik ke Kurikulum 2006. Dia menyesuaikan instruksi Mendikbud bahwa sekolah yang masih menjalani K-13 satu semester balik ke kurikulum lama. ”Kami harus taat pada peraturan pemerintah,” ucapnya.
Buku tidak menjadi kendala dalam pembelajaran. Dia menyebut tidak tertutup kemungkinan siswanya belajar dengan menggunakan berbagai sumber, seperti internet dan buku-buku lain.
Sementara itu, salah satu sekolah swasta yang melanjutkan K-13 adalah SMP Tujuh Belas Agustus 1945. Sekolah tersebut telah menerapkan K-13 selama tiga semester dan memilih meneruskannya. ”Kami sudah berusaha memulai K-13, kalau kembali justru eman,” ujar Kepala SMA 17 Agustus 1945 Wiwik Wahyuningsih.
Semester II tahun pelajaran 2014–2015 telah dimulai Senin (5/1). Sesuai kesepakatan yang disampaikan Dispendik Surabaya sebelumnya, semua sekolah
- Direksi ASABRI Mengajar Para Mahasiswa Magister Universitas Pertahanan
- Pilih Hotel sebagai Fasilitas Kampus, CEO UIPM Beri Penjelasan Begini
- Eramet & KBF Berikan Beasiswa untuk Mahasiswa Indonesia Timur, Ini Harapan Gubernur Sulut
- Sebanyak 96 Mahasiswa Presentasikan Hasil Riset di Knowledge Summit
- Dukung Gerakan Literasi Heka Leka, Anies Baswedan Bicara Potensi Anak-anak Maluku
- Research Week 2024: Apresiasi Kinerja Dosen Untar Hasilkan Karya Ilmiah Berkualitas