Sekolah Percik Bakal Dipindahkan, Proyeknya Akan Digarap Eks Anak Jalanan

Megawati Minta Tempat Khusus untuk Memorabilia Peristiwa Cikini

Sekolah Percik Bakal Dipindahkan, Proyeknya Akan Digarap Eks Anak Jalanan
Bendahara Umum Yayasan Percik Amendi Nasution dan CEO KAMARQ Naoki Wada dalam jumpa pers di Tokyo, Jepang, Senin (6/1). Foto: Ayatollah Antoni/JPNN.Com

“Jadi nanti di bekas Sekolah Percik akan dibangun semacam co-working space serta fasilitas lain yang ramah lingkungan. Masa waktu kerja samanya tiga puluh tahun,” ucap Amendi.

Pada kesempatan sama Naoki Wada mengaku tertarik menggarap lokasi bekas Sekolah Percik karena kecintaannya pada Indonesia. Pria asal Jepang itu punya keinginan yang menurutnya hanya bisa diwujudkan di Indonesia.

“Saya pindah ke Indonesia pada 2008. Saya orang Jepang, tetapi saya mau berterima kasih pada Indonesia,” ucapnya.

Naoki mengaku pernah jadi anak jalanan di Jepang. Saat berusia 15 tahun, pria kelahiran Oktober 1980 itu memilih meninggalkan bangku sekolah.

“Guru dan saya tidak ada rasa saling percaya. Di sini pendidikan seperti pemaksaan,” katanya.

Syahdan, ada detektif menemukan Naoki yang hidup di jalanan. Pada usia 18 tahun, Naoki mulai berwirausaha.

Selanjutnya, Naoki pindah ke Indonesia pada 2008 untuk menempati jabatan CEO PT Matsuzawa Pelita Furniture Indonesia. “Saat itu juga saya jatuh cinta pada Indonesia,” ucapnya.

Pada 2014, Naoki mendirikan KAMARQ Holdings. Perusahaannya termasuk yang dipercaya oleh developer kondang untuk ikut menggarap proyek apartemen di kawasan Tanjung Barat, Jakarta Selatan.

Sekolah Perguruan Cikini (Percik) yang legendaris di kawasan Menteng, Jakarta Pusat bakal dipindahkan. Namun, akan ada tempat khusus di bekas Sekolah Percik untuk mengenang Peristiwa Cikini.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News