Sekolah Pilihan Berdampak Negatif Untuk Pembauran Australia
Ia memperhatikan bahwa melihat dunia dengan kacamata ras bisa mengarah ke segregasi yang tak sehat, karena itulah ia ingin mendorong adanya diskusi yang lebih luas tentang ras, etnisitas dan pendidikan.
"Saya pikir tentang ras sudah ada. Itu sudah nampak dan orang-orang tak tahu bagaimana membicarakannya," kata Dr Ho.
"Salah satu hal yang ingin saya lakukan dengan penelitian saya adalah menyediakan cara alternatif untuk membicarakan masalah-masalah seperti ini. Jadi ini bukan hanya tentang ras, bukan hanya tentang budaya, ini tentang kebijakan pemerintah."
Meningkatnya kursus pelatihan
Selama beberapa dekade terakhir, kebijakan imigrasi Australia telah berubah, menjadi mempertimbangkan kemampuan, kesejahteraan dan latar belakang pendidikan ketimbang faktor lain seperti reuni keluarga.
Dalam bidang pendidikan, kebijakan pemerintah juga telah berubah dari yang tadinya menerapkan model berbasis komprehensif ke sistem kompetitif hirarkis berbasis tes NAPLAN.
Dr Ho mengatakan, hasil secara keseluruhannya adalah bahwa Australia memiliki imigran yang terlalu terseleksi dari negara-negara seperti India, China, dan Korea Selatan yang rata-rata lebih berpendidikan ketimbang warga Australia.
Menurutnya, para imigran bercita-cita tinggi ini mementingkan pendidikan sebagai kunci masa depan yang sukses bagi anak-anak mereka, dan untuk mendapatkan pengetahuan lebih, mereka lebih mungkin mengikuti kursus-kursus pelatihan dan program bimbingan swasta.
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata