Sekolah Samaria dan Heka Leka Berkolaborasi Atasi Kesenjangan Pendidikan Anak

Sekolah Samaria dan Heka Leka Berkolaborasi Atasi Kesenjangan Pendidikan Anak
Suasana acara penandatangan MoU antara Yayasan POUK Tomang/Sekolah Samaria dan Yayasan Heka Leka pada Kamis, (3/11/2020) di Sekolah Samaria, Tomang, Jakarta. Foto: dok pri untuk JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Menurut data statistik Kemendikbud tahun 2019, jumlah lulusan SD di Indonesia yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP mencapai 730.000 anak.

Jumlah yang sangat besar ini juga menunjukkan tren yang terus meningkat setiap tahunnya.

Ada banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut, salah satunya adalah kapasitas tenaga pengajar yang masih sangat terbatas.

Memasuki masa pelayanan ke-50 tahun pada Januari 2021 mendatang, Yayasan Pendidikan POUK Tomang/Sekolah Samaria terpanggil untuk menjawab kesenjangan pendidikan anak Indonesia tersebut, sejalan dengan program Wajib Belajar pemerintah.

Bekerja sama dengan Yayasan Heka Leka di Maluku, kedua institusi ini membentuk program bernama "Skola Pela", sebuah platform kolaborasi antar sekolah yang melibatkan partisipasi para guru untuk dapat saling berbagi, bersama-sama meningkatkan kualitas dan kapasitas pengajaran terhadap para murid.

Kata "Pela" adalah istilah yang sering dipakai masyarakat Maluku untuk menyebutkan perjanjian persaudaraan antara dua negeri yang berbeda.

Kata Pela dipilih atas dasar kesadaran dan keterpanggilan dua yayasan ini untuk meningkatkan kapasitas guru di Indonesia melalui pendampingan intensif guru-guru secara daring.

Program Skola Pela mendapat sambutan hangat dari Yayasan DR.J.B. Sitanala yang menaungi SMPK Saparua di Maluku.

Menurut data statistik Kemendikbud tahun 2019, jumlah lulusan SD di Indonesia yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP mencapai 730.000 anak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News