Sekolah Swasta Mahal Belum Tentu SPK
"SPK pasti menggunakan kurikulum asing, dengan standar pengajar kurikulum asing. Walaupun guru-gurunya lebih banyak orang Indonesia tetapi standar mereka sesuai standar kurikulum asing," tegasnya.
SPK, lanjut Aulia, dituntut berkontribusi buat negara. Salah satunya adalah dengan menggunakan lebih banyak tenaga pengajar Indonesia tetapi harus memiliki kompetensi sesuai standar kurikulum asing. Kemudian, memasukkan kurikulum nasional 3 Mata Pelajaran (Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn dan Bahasa Indonesia).
"Bagi orang tua yang ingin memasukkan ke sekolah SPK, sebaiknya lihat juga akreditasinya. Di laman Badan Akreditasi Nasional nilai akreditasi semua SPK bisa dilihat. Kalau A berarti SPK nya benar-benar serius meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Karena untuk mencapai grade A syaratnya sangat sulit," terangnya.
Sementara Kepala Sekolah SD Kharisma Bangsa Siti Zubaidah juga mengungkapkan, sebagai SPK, pihaknya sangat mementingkan kualitas pendidikan sebagai sumbangsih kepada negara. Itu sebabnya, sekolah ini fokus pada pengembangan Matematika dan Sains yang mengacu pada kurikulum asing.
Baik Springfield, IPH SCHOOLS, Surabaya European School, dan Kharisma Bangsa menggunakan kurikulum Cambridge dengan tetap memasukan kurikulum wajib nasional yaitu Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn dan Bahasa Indonesia. (esy/jpnn)
Orang tua siswa diminta hati-hati memilih sekolah yang kurikulum asing karena biaya mahal belum tentu SPK.
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad
- Inovasi Kemandirian Kesehatan: Nucleopad, Solusi Cepat untuk Deteksi Penyakit Infeksi
- Dana Padanan Kedaireka Dukung Inovasi Kendaraan Listrik Demi Kemandirian Bangsa
- Lewat Program 2 Ini, Ribuan Siswa di Papua dan 3T Bisa Lanjutkan Pendidikan Berkualitas
- Kemendikbudistek Wujudkan Mimpi Anak Indonesia Lewat Beragam Program Beasiswa
- Peningkatan Kesejahteraan dan Kompetensi Guru Menjadi Pilar Penting Merdeka Belajar
- Kemendikbudristek Mempercepat Digitalisasi Pendidikan Lewat Platform Teknologi