Sekolah Tak Ada Biaya, Makan pun Seadanya
Sabtu, 20 April 2013 – 05:43 WIB

ASUH: Tasripin berbaju kuning saat mengasuh adik-adiknya. Foto: dok.JPNN
BERAT nian beban hidup Tasripin. Bocah 13 tahun ini harus menjadi kepala keluarga menghidupi tiga adiknya yang masih kecil-kecil. Ayah dan kakak tertuanya pergi merantau ke Kalimantan, sedangkan ibunya sudah meninggal setahun silam. Namun, kini uluran tangan mulai banyak berdatangan. ----------------
Agus Mundandar, BANYUMAS
----------------
Kisah duka Tasripin bermula ketika ibunya, Sutinah (39), meninggal dunia setahun silam. Ketika itu, Sutinah tengah bekerja mencari pasir di Sungai Mengaji. Tiba-tiba. ada batu longsor menimpa tubuhnya. Jiwanya tak tertolong saat menjalani perawatan. Sutinah meninggalkan lima buah hatinya yang empat di antaranya masih kecil. Yakni Nartim (21), Tasripin (13), Dandi (7), Riyanti (6), dan Daryo (4).
Suami Sutinah, Kuswito (41), berada di Cilacap ketika istrinya mengalami kecelakaan. Bahkan, sampai Sutinah meninggal, Kuswito tetap di Cilacap hingga akhirnya bekerja ke Kalimantan sejak delapan bulan silam. Anak sulung mereka, Nartim, sebenarnya menjadi sandaran Tasripin dan adik-adiknya. Namun, tiga bulan lalu Nartim justru memilih mengikuti jejak ayahnya merantau ke Kalimantan.
BERAT nian beban hidup Tasripin. Bocah 13 tahun ini harus menjadi kepala keluarga menghidupi tiga adiknya yang masih kecil-kecil. Ayah dan kakak
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu