Sekolah Tak Ada Biaya, Makan pun Seadanya
Sabtu, 20 April 2013 – 05:43 WIB
Tasripin menuturkan, sejak delapan bulan lalu ayahnya merantau ke Kalimantan. Setiap bulan, ayahnya mengirim uang. Jumlahnya sekitar Rp300 ribu–Rp500 ribu. Uang itu digunakan untuk biayai hidup bersama tiga adiknya. Tasripin sudah berhenti bersekolah sejak duduk di kelas 3 SD. Dulu, dia bersekolah di SD Karanggondang, Desa Sambirata. Dia tidak mau melanjutkan sekolah karena terbentur biaya dan lebih senang merawat adik-adiknya.
Dua adiknya, Dandi dan Riyanti, kini belum sekolah. Sedangkan Daryo yang paling kecil bersekolah di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Grumbul Pesawahan. ’’Adik saya tidak mau sekolah. Hanya yang kecil ikut PAUD, itu saja kalau mau berangkat,’’ kata Tasripin.
Sebenarnya, keluarga ingin Tasripin bersekolah. Namun, anjuran itu selalu ditolak.
Waktu Tasripin sehari-hari habis untuk mengurus adik-adiknya. Setiap pagi, dia memasak untuk sarapan. Seperti menanak nasi, memasak air, sampai membuatkan mi instan. Keluarga dan tetangga sering membantu memberikan nasi maupun lauk untuk bocah-bocah itu.
BERAT nian beban hidup Tasripin. Bocah 13 tahun ini harus menjadi kepala keluarga menghidupi tiga adiknya yang masih kecil-kecil. Ayah dan kakak
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408