Sekolah Tak Ada Biaya, Makan pun Seadanya

Sekolah Tak Ada Biaya, Makan pun Seadanya
ASUH: Tasripin berbaju kuning saat mengasuh adik-adiknya. Foto: dok.JPNN
Tasripin menuturkan, sejak delapan bulan lalu ayahnya merantau ke Kalimantan. Setiap bulan, ayahnya mengirim uang. Jumlahnya sekitar Rp300 ribu–Rp500 ribu. Uang itu digunakan untuk biayai hidup bersama tiga adiknya. Tasripin sudah berhenti bersekolah sejak duduk di kelas 3 SD. Dulu, dia bersekolah di SD Karanggondang, Desa Sambirata. Dia tidak mau melanjutkan sekolah karena terbentur biaya dan lebih senang merawat adik-adiknya.

Dua adiknya, Dandi dan Riyanti, kini belum sekolah. Sedangkan Daryo yang paling kecil bersekolah di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Grumbul Pesawahan. ’’Adik saya tidak mau sekolah. Hanya yang kecil ikut PAUD, itu saja kalau mau berangkat,’’ kata Tasripin.

Sebenarnya, keluarga ingin Tasripin bersekolah. Namun, anjuran itu selalu ditolak.

Waktu Tasripin sehari-hari habis untuk mengurus adik-adiknya. Setiap pagi, dia memasak untuk sarapan. Seperti menanak nasi, memasak air, sampai membuatkan mi instan. Keluarga dan tetangga sering membantu memberikan nasi maupun lauk untuk bocah-bocah itu.

BERAT nian beban hidup Tasripin. Bocah 13 tahun ini harus menjadi kepala keluarga menghidupi tiga adiknya yang masih kecil-kecil. Ayah dan kakak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News