Sekolah Tak Ada Biaya, Makan pun Seadanya
Sabtu, 20 April 2013 – 05:43 WIB
Tak jarang, mereka hanya makan nasi dengan lauk seadanya. Untuk pakaian, Tasripin mencuci baju sendiri walaupun tidak pernah disetrika.
’’Uang kiriman dari bapak untuk membeli beras dan minyak. Terkadang beli beras sampai 15 kilogram untuk setengah bulan. Karena satu hari habis setengah kilogram untuk makan. Kalau ada uang lebih, kadang untuk jajan adik-adik. Saya bekerja serabutan, kadang mencari kayu bakar di hutan atau jadi buruh menggarap sawah,’’ katanya.
Dalam berkomunikasi, ayahnya selalu menghubungi via telepon milik tetangga atau keluarga dekatnya. Beberapa minggu lalu, ayahnya menghubungi dan akan pulang bersama kakaknya pada Lebaran mendatang.
"Bapak di Kalimantan, di perusahaan kayu. Kalau kakak saya di perusahaan sawit. Bilangnya mau pulang pas Lebaran nanti," ujarnya.
BERAT nian beban hidup Tasripin. Bocah 13 tahun ini harus menjadi kepala keluarga menghidupi tiga adiknya yang masih kecil-kecil. Ayah dan kakak
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408