Sekolah yang Rusak Akibat Gempa di Lombok Dibangun Menggunakan Plastik Daur Ulang
Gempa besar melanda Lombok di tahun 2018 dan menghancurkan kampung, infrastruktur, serta sekolah-sekolah.
Namun, tiga tahun kemudian, sebuah sekolah yang disebut sebagai sekolah pertama di Asia yang dibangun dari bahan daur ulang, berdiri di Lombok.
Sekolah tersebut dibangun dengan materi bangunan 'eco-blocks', yang terbuat dari plastik daur ulang dicampur dengan kayu.
Materi ini lebih dapat bertahan dari goncangan gempa, karena lebih kuat namun ringan jika dibandingkan dengan batu bata biasa.
Penggagasnya adalah Classroom of Hope, organisasi asal Australia Barat yang sudah membangun sekolah-sekolah di daerah yang banyak anak-anaknya tidak bisa sekolah.
"[Sekolah ini] jauh lebih tahan lama, ringan, hemat biaya, dan akan bertahan lebih dari 100 tahun. Selain itu, akan membersihkan lingkungan hidup," kata Duncan Ward, yang mendirikan organisasi tersebut sembilan tahun lalu.
Untuk membangun kembali SDN 4 Taman Sari yang rusak karena gempa Lombok, Classroom of Hope bekerja sama dengan beberapa organisasi lokal lainnya, termasuk Yayasan Pelita.
Kepala Yayasan Pelita, Satriawan Amri, mengatakan awalnya ada tanggapan yang beragam dari warga soal ide pembangunan sekolah tahan gempa tersebut.
Tak hanya mencegah bangunan hancur berkeping-keping saat gempa terjadi, bahan bangunan dari plastik yang didaur ulang bisa menyelamatkan Indonesia dari sampah plastik
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dow Hadirkan Inovasi Material Rendah Karbon
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Gelar Seminar Internasional, SIL UI Membahas Strategi Inklusif untuk Pembangunan Berkelanjutan
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis