Sekretaris TKN 01: Prabowo Tidak Memahami Realitas Kompetisi Antarbangsa

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Ma’ruf Amin, Hasto Kristiyanto menilai calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto gagal memahami pertanyaan capres 01 Joko Widodo soal unicorn.
Saat debat kedua capres, Minggu (17/2) malam, Jokowi bertanya kepada Prabowo tentang infrastruktur yang disiapkan untuk pengembangan unicorn. “Pertanyaan tersebut ternyata gagal dipahami oleh Pak Prabowo,” ujar Hasto dalam keterangan pers yang diterima redaksi, Selasa (19/2).
Tak hanya itu, Hasto menilai Prabowo sebagai sosok yang konsisten menyebarkan kekhawatiran terhadap segala hal yang berkaitan dengan luar negeri.
“Namun sangat disayangkan Prabowo tidak memahami realitas kompetisi antarbangsa, sehingga persoalan infrastruktur kebijakan untuk unicorn gagal dipahami,” imbuh Hasto.
Sekjen PDI Perjuangan itu menambahkan, kalangan milenial tentu akan mempertanyakan komitmen Prabowo dalam hal teknologi setelah menyaksikan debat di Hotel Sultan itu.
“Pak Prabowo melihat pengembangan teknologi informasi dalam perspektif pesimistis. Padahal pemimpin harus mencari peluang dan menjawab tantangan, termasuk bagaimana melakukan terobosan untuk merebut masa depan,” ujar Hasto. (adk/jpnn)
Hasto Kristiyanto mengatakan Prabowo hanya melihat pengembangan teknologi informasi dalam perspektif pesimistis.
Redaktur & Reporter : Adek
- Barisan Pembaharuan: Semua Pihak Harus Hormati KPK Tahan Hasto
- Setelah Pelantikan Kepala Daerah, Sultan Wacanakan Gubernur Dipilih Secara Tidak Langsung, Simak Penjelasannya
- Begini Kalimat Masinton Tanggapi Instruksi Megawati soal Retret, Mantap!
- Wibawa Pemerintahan Prabowo Dipertanyakan Setelah Terbit Instruksi Megawati
- Wasekjen Pasbata: Praperadilan Ditolak Bukti Tak Ada Politisasi di Kasus Hasto
- Megawati Larang Kader PDIP Ikut Retret, Kritik Efriza Menohok Banget