Sektor Pertanian Masih Susah, Faisal Basri: Sumber Masalahnya Pemerintah
jpnn.com, JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2017 tercatat sebesar 5,01 persen. Angka itu masih berada di bawah target dalam APBN Perubahan 2017 yang dipatok 5,2 persen.
Sektor industri menyumbang pertumbuhan ekonomi kuartal kedua 2017 terbesar dengan angka 20,26 persen dibanding tahun lalu atau year on year (yoy). Selanjutnya sektor pertanian (13,92 persen) dan perdagangan sebesar (13,03 persen).
Kontribusi sektor pertanian nyatanya menjadi sorotan. Sebab, kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi justru jauh di bawah sektor industri.
Pengamat ekonomi Faisal Basri menyalahkan pemerintah atas rendahnya kontribusi dari sektor perekonomian. Sebab, ada beberapa kebijakan yang justru tidak diawasi dengan baik.
Salah satu kebijakan tersebut adalah dana desa. Menteri Keuangan Sri Mulyani kerap menyalahkan dana desa yang sudah ditransfer ke daerah tidak dikeluarkan.
"Jadi daerah yang disalahkan. Menurut saya, yang banyak salah itu pemerintah pusat. Subsidi pupuk 90 persen dinikmati tidak sampai lima persen petani. Subsidi salah arah," ujarnya di Jakarta, Sabtu (12/8).
Selain itu Faisal juga mengkritik program-program lain untuk petani. Misalnya program bagi-bagi traktor yang tak jelas, ataupun benih bantuan dari pemerintah yang berkualitas jelek.
“Pertumbuhan padinya ada yang tinggi ada yang rendah. Jadi banyak yang salah," sambungnya.
Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2017 tercatat sebesar 5,01 persen. Angka itu masih berada di bawah target dalam APBN Perubahan 2017 yang dipatok
- Melalui MSPP, Kementan Menjabarkan Strategi Pemasaran Komoditas Hortikultura Era Digital
- Kementrans Bakal Revitalisasi Kawasan Transmigrasi untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi 8%
- Kementan Beri Pendampingan dan Penerapan Mekanisme ke Petani di Merauke
- PNM dan PIP Dorong Petani Perempuan Terampil Finansial
- Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah, Perumda Sarana Jaya Meluncurkan Warna Fine Living
- Bank Mandiri Catat Penyaluran Kredit Rp 1.590 Triliun di Kuartal III 2024