Sektor Properti Tiongkok Terancam Anjlok Akibat Kasus Evergrande, Perusahaan Dengan Utang Rp4 Ribu Triliun
"Lembaga keuangan utama, di sisi lain, memiliki eksposur terbatas ke pengembang ini dan, karena mereka sebagian besar adalah perusahaan milik negara, dapat dengan mudah memperoleh dukungan langsung dari Beijing," jelasnya.
Evergrande adalah raksasa properti terbesar sejauh ini yang mengalami masalah serius dan telah kehilangan aset.
Sikap pemerintah Tiongkok
Dalam seminggu terakhir, sebuah surat dari tim sepakbola bertabur bintang milik perusahaan ini yang meminta otoritas Beijing untuk mengambilalih.
Manajer umum klub sepakbola itu menolak untuk menjelaskan keaslian surat itu.
Ini menandakan masa-masa sulit bagi klub yang mendominasi liga domestik Tiongkok serta memenangkan Liga Champions Asia dua kali, dan tengah membangun stadion berkapasitas 100.000 penonton.
"Saya pikir [pemerintah Tiongkok] ingin melangkah lebih jauh untuk menyelesaikan situasi ini," kata Patrick Wong, analis Bloomberg Intelligence di Hong Kong.
Dia mengatakan pengembang yang lebih kecil juga kesulitan setelah adanya aturan kredit yang lebih ketat di Tiongkok.
Patrick yakin pemerintah akan menemukan cara mencegah terjadinya krisis besar di sektor properti, tapi akan menghentikan bailout penuh yang bisa mengirim pesan beragam ke pengembang lain.
Perusahaan raksasa properti Tiongkok, Evergrande, berkembang sangat pesat sehingga melebar ke berbagai sektor mulai dari klub sepakbola, susu formula bayi, hingga mobil listrik
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Fasilitas di Arandra Residence Kini Semakin Lengkap dengan Hadirnya Superindo
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Berpengalaman 19 Tahun, Safira Group Wujudkan Hunian Impian di Solo Raya