Sektor Ritel Masih Menggiurkan
Selasa, 11 Oktober 2011 – 00:50 WIB
Saat ini tercatat, sekitar 60-70 persen gerai ritel modern terkonsentrasi di Pulau Jawa. Namun, ia menekankan supaya ritel-ritel modern yang melakukan ekspansi ke daerah memiliki komitmen memberdayakan para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM). Apakah itu dengan mengizinkan mereka menjajakan produknya di dalam gerai atau memberikan pelatihan, pembinaan, dan mendidik supaya mereka mempunyai pengetahuan mengembangkan bisnisnya.
Sementera itu, Sekjen Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Rudy Sumampouw menuturkan, persaingan ritel di Indonesia saat ini memang sangat kompetitif dan tumbuh signifikan. "Pasar dalam negeri cukup baik," ucapnya kemarin. Pihaknya mencatat, ritel tumbuh rerata 20 persen tiap tahunnya. Pesatnya perkembangan tersebut diyakini karena ritel lebih tahan terhadap krisis. Bahkan dengan makin bertambahnya jumlah penduduk, ke depan dipastikan sektor ini makin melaju kencang.
Hanya saja, jika bandingankan dengan negara-negara Asia Pasifik, penetrasi ritel modern di Tanah Air masih terbilang rendah. Rasio peritel modern saat ini dari satu juta penduduk dilayani 50 gerai dari rasio ideal 150 gerai. Asal tahu saja, di Singapura dari satu juta penduduk dilayani lebih dari 150 peritel. Di Taiwan, malah 400 peritel. Selain dua negaraitu, Malaysia dan Thailand juga telah memenuhi rasio ideal tersebut.
Aprindo mencatat, jumlah ritel di Indonesia sekitar 15 ribu gerai dengan target pencapaian omset naik 15-20 persen dari pencapaian tahun lalu yakni Rp 100 triliun menjadi Rp 115-Rp 120 triliun secara nasional. Rudy memaparkan, secara performance, ritel Indonesia saat ini sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, yakni dari sisi produk yang dibanjiri oleh produk-produk asal China. Kondisi ini tak terlepas dari diberlakukannya perjanjian perdagangan bebas Asean-China (ACFTA). Produk itu diantaranya, fashion, makanan, dan elektronik.