Sektor Wisata Pasifik Kekurangan Pekerja karena Banyak yang Pindah ke Australia dan Selandia Baru
"Inilah yang terjadi. Mereka didekati oleh hotel, karena hotel juga kehilangan pekerja setelah adanya skema kerja di Australia tersebut," kata Sakhil.
Jam operasi kafe juga lebih sebentar dari sebelumnya, akhirnya Sakhil harus mencari pekerja di kalangan pelajar atau mahasiswa.
"Kami pada dasarnya hidup dari ke hari mencari pekerja, dan sekarang sebagian besar pekerja kami tidak punya pengalaman sebelumnya sama sekali," katanya.
Fantasha Lockington CEO Asosiasi Turisme dan Perhotelan Fiji mengatakan mereka sebenarnya sudah terbiasa dengan pergerakan pekerja yang pindah ke Australia dan Selandia Baru.
Namun yang sekarang yang terjadi adalah "kenaikan yang luar biasa dari segi jumlah".
"Sekarang sudah sembilan bulan sejak Fiji dibuka kembali dan kami mengalami musim turis yang sangat positif, tetapi juga bersamaan dengan dibukanya kembali Australia dan Selandia Baru yang juga butuh pekerja," katanya.
"Kami mengerti hal tersebut akan terjadi, namun terjadi dalam tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya."
Badan Turisme Fiji sudah mengadakan pelatihan untuk mengisi kekosongan, namun Fantasha juga ingin pemerintah Australia mempertimbangkan kebutuhan bisnis negara-negara Pasifik.
Skema untuk mendatangkan pekerja dari kawasan Pasifik ke Australia membuat banyak bisnis di kawasan Pasifik yang malah kekurangan pekerja
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Digitalisasi untuk Mendorong Pengembangan Pariwisata Indonesia Perlu Dilakukan
- Novita Hardini Sebut Penghapusan DAK Pariwisata akan Mencekik Daerah