Sektor Wisata Pasifik Kekurangan Pekerja karena Banyak yang Pindah ke Australia dan Selandia Baru
"Yang ingin kita lihat adalah lebih banyak diskusi mengenai apa yang bisa mereka lakukan dalam membantu pelatihan, dan bukannya sekadar membuka aturan sehingga pekerja bisa pindah dengan mudah," katanya.
Juru bicara Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia mengatakan dengan mendukung para pekerja Pasifik membangun keterampilan baru atau meningkatkan keterampilan mereka maka nantinya "akan menjadi modal bagi negara-negara Pasifik".
Dia menambahkan sekarang tergantung pada negara-negara Pasifik untuk mengatur bagaimana pergerakan para pekerja tersebut.
"Negara-negara yang terlibat dalam skema PALM memiliki kebijakan sendiri-sendiri soal pergerakan pekerja dan bisa mengatur siapa yang bisa mendaftar untuk bisa bekerja," kata juru bicara tersebut.
Pemerintah Australia menghormati keputusan negara mitra bagaimana mereka akan memfokuskan pada pekerja mereka.
Dampaknya di berbagai kawasan Pasifik
Kekurangan pekerja juga terjadi khususnya di industri pariwisata, karena para pekerja berusaha mendapatkan gaji yang lebih tinggi dibandingkan di Australia dan Selandia Baru.
Menurut data dari Departemen Tenaga Kerja Australia, sampai akhir bulan Juli sudah ada 26.600 pekerja PALM yang tiba di Australia.
Antara bulan Mei sampai Juli 2022, ada 4.792 yang tiba lewat skema tersebut.
Skema untuk mendatangkan pekerja dari kawasan Pasifik ke Australia membuat banyak bisnis di kawasan Pasifik yang malah kekurangan pekerja
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Digitalisasi untuk Mendorong Pengembangan Pariwisata Indonesia Perlu Dilakukan
- Novita Hardini Sebut Penghapusan DAK Pariwisata akan Mencekik Daerah