Sekuntum Mawar untuk Yudhoyono
Jumat, 13 November 2009 – 19:43 WIB
Fenomena ini tak terbayangkan ada di era Orde Baru. Di masa lalu, mungkin, orang seperti Wiliardi sudah "lenyap". Bahkan media yang mencoba menulis informasi yang saling distorsi ini bisa dibredel pemerintah. Jika Presiden Soeharto "mendehem" saja, segenap pihak bungkam dan terkatup mulutnya, sehingga yang beredar hanya desas-desus.
Baca Juga:
Masa-masa apa yang disebut dengan manipulation period, yakni pembentukan opini yang hanya menonjolkan hal-hal yang aman dan baik-baik saja, sudah berlalu. Kaum jurnalis sudah ogah melurus atau membengkokkan indormasi, jika hanya demi kepentingan politikus atau kekuasaan, sebagaimana digambarkan oleh Grunig & Hunt (1984).
Kemudian tampil information period. Kita kenang lagi praktisi humas yang sangat monumental yakni Ivy Ledbetter Lee, yang dijuluki sebagai The Father of Public Relations.
Tatkala Ivy Lee diminta menangani kasus pemogokan besar-besaran dan pekerjanya menuntut kenaikan upah di perusahaan batubara, Ivy Lee meminta syarat. Pertama, ia dekat dengan top manajemen, dan kedua diberi kebebasan memberikan informasi kepada para wartawan. Eh, pemerintah AS setuju, sehingga kasus itu selesai.