Sekuntum Mawar untuk Yudhoyono

Sekuntum Mawar untuk Yudhoyono
Sekuntum Mawar untuk Yudhoyono
Periode paling dahsyat adalah apa yang disebut oleh Vercic, Grunig and Grunig dalam Sriramesh (2004) dengan beredarnya informasi yang mempertimbangkan demokratisasi. Dalam negara yang menjadikan demokrasi sebagai pilar utama, maka suara rakyat menjadi dasar negara, dan kebebasan berekspresi dijamin oleh undang-undang.

Fenomena ini jugalah yang mencuat dari kasus Bibit dan Chandra maupun Antasari. Kita tidak tahu persis apa motif dan tujuan Presiden Yudhoyono membentuk Tim 8 tersebut. Namun pembentukan tim itu dan seluruh publikasinya telah menggenapkan terwujudnya informasi yang demokratis.

Gumpalan informasi yang beragam itu bahkan semakin menyebar berkat adanya teknologi informasi yang kian global. Kasus Bibit dan Chandra, atau apa yang popular dengan metaphor kisah "cicak melawan buaya", bertaburan ke seluruh dunia.

Suatu peristiwa yang terjadi di belahan dunia yang jaraknya ribuan kilometer dapat disaksikan oleh orang di seluruh dunia. Jarak tidak lagi menjadi kendala.

FENOMENA tersingkapnya kasus Bibit dan Chandra maupun Antasari di angkasa informasi Indonesia sungguh bagai karnaval cerita. Berita media cetak dan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News