Selalu Bawa Alat Kejut Listrik untuk Hadapi Pria Iseng
Kamis, 06 Juni 2013 – 06:12 WIB
Sebagai anak perempuan satu-satunya, Aristi sadar bahwa restu dari sang ibu pasti tidak akan turun jika dirinya berterus terang tentang rencana perjalanan ekstremnya tersebut. Karena itu, dia memilih diam. Namun, sang ibunda, tampaknya, bisa merasakan sesuatu yang disembunyikan putrinya. Aristi yang kala itu sudah sampai di rumah kontrakannya di Cawang tiba-tiba mendapat telepon dari ibunya.
"Ibu bilang mau jemput aku di rumah Cawang sama ayah. Waduh, terancam nggak berangkat ini. Akhirnya, aku terpaksa SMS ayah. Aku ceritakan semuanya dan alhamdulillah ternyata dibolehin," ungkap Aristi mengenang peristiwa pada 2009 itu.
Untuk perjalanan kedua pada 2010, dia memutuskan tidak sembunyi-sembunyi lagi. Kali ini dia memilih menjelajahi jalur Hanoi, Vietnam, menuju Beijing, Tiongkok, selama 28 hari. Demi mendapat restu, beberapa hari sebelum keberangkatan, perempuan 37 tahun itu sengaja meletakkan peta Tiongkok beserta buku panduan perjalanan ke Tiongkok, Lonely Planet (LP), di atas meja makan. Tujuannya, orang tuanya mengetahui secara tidak langsung rencana perjalanan berikutnya.
"Beneran, ibuku langsung nanya, mau ke China Mbak" Aku jawab, iya mau nerusin jalur. Ibuku awalnya ya sempat kaget. Tapi, setelah salat Tahajud, ibuku akhirnya rela ngelepas aku pergi," ujar Aristi yang ditemui di kawasan Stasiun Bogor, Senin (3/6).
Penghobi bersepeda jarak jauh atau populer disebut long distance cycling masih sangat jarang, apalagi perempuan. Aristi Prajwalita adalah perkecualian.
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara