Selalu Bawa Alat Kejut Listrik untuk Hadapi Pria Iseng

Selalu Bawa Alat Kejut Listrik untuk Hadapi Pria Iseng
SUKA TANTANGAN: Aristi Prajwalita dan sepeda yang membawanya ke tempat-tempat eksotis di dunia. Dok. Pribadi for Sekaringratri/Jawa Pos/JPNN
 

Alat kejut listrik kecil berkapasitas 4.000 volt itu memang kerap menjadi teman perjalanan Aristi. Karena dia tidak bisa bela diri, alat kejut listrik menjadi pilihan paling masuk akal untuk melindungi diri. "Kalau aku bawa pisau lipat atau senjata tajam semacamnya, harus dari jarak dekat dan ada kemungkinan tanganku sudah ditepis duluan sebelum aku nyerang," ujarnya.

 

Namun, baru sekali Aristi menggunakan alat tersebut untuk melumpuhkan orang. Hal itu terjadi pada perjalanan solo keduanya dari Vietnam menuju Tiongkok pada 2010. Saat itu, dia hampir mencapai finis di kota Beijing. Namun, dia sulit mencari jalan masuk ke ibu kota RRT tersebut. Lalu, datang seorang anak muda RRT yang mengendarai sepeda lipat. Dia mengikuti Aristi. Pemuda tersebut berusaha menunjukkan jalan masuk ke kota.

 

Namun, belum sampai mereka menemukan jalan masuk, pemuda tersebut meminta ongkos kepada Aristi. Awalnya, dia mengira pemuda itu hanya meminta 5 yuan, tapi ternyata 50 yuan. Aristi pun menolak membayar. Ketika dia akan pergi, pemuda tersebut menarik tangannya. Tarikannya kian kuat saat Aristi mencoba melarikan diri.

 

Tanpa pikir panjang, dia mengeluarkan alat kejut listrik dan menempelkannya ke iga pemuda tersebut. Pemuda pemalak itu pun terjengkang dan jatuh. "Padahal, aku cuma setrum dia sekali. Aku sampai kepikiran, aduh jangan-jangan mati nih orang. Tapi, ternyata nggak. Dia masih sempat grabbed (mencoba meraih) kakiku. Langsung aku tendang. Terus, aku lari pakai sepedaku sekenceng-kencengnya," ungkapnya.

Penghobi bersepeda jarak jauh atau populer disebut long distance cycling masih sangat jarang, apalagi perempuan. Aristi Prajwalita adalah perkecualian.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News