Selalu Bawa Alat Kejut Listrik untuk Hadapi Pria Iseng
Kamis, 06 Juni 2013 – 06:12 WIB
Begitu juga fasilitas menginap. Berbeda dengan di Eropa, Aristi tidak bisa menginap di camping ground. Dia juga tidak bebas memilih hotel. Sebab, ada kebijakan di Tiongkok, wisatawan asing diwajibkan menginap di hotel bintang tiga.
Karena perjalanan yang ditempuh hampir sebulan, Aristi pun mengambil risiko dengan tidur di tempat seadanya. Kadang dia tidur di restoran cepat saji. Pada waktu lain, dia tidur di peron stasiun. Soal keamanan bagi perempuan, memang tidak terjamin. Namun, bagi Aristi, penduduk negara Tiongkok cukup ramah dan helpful.
Namun, dia sempat jatuh sakit karena kecapekan ketika berada di Tiongkok. Dia mengalami demam sehingga harus beristirahat dua sampai tiga hari. Aristi juga sempat merasakan dahsyatnya badai Megi di negara tersebut. "Memang, seminggu pertama sempat stres. Tapi, lama-kelamaan aku malah menikmati banget. Banyak warna-warninya," ujarnya.
Sejauh ini, Aristi sudah menempuh jarak 3.688 kilometer untuk seluruh perjalanan solonya di luar negeri. Perinciannya, perjalanan pertama dari Malaysia ke Vietnam (1.302 km) dan dari Vietnam menuju Tiongkok (1.986 km). Perjalanannya di benua Eropa memang hanya 400 meter karena diselingi kegiatan mendaki gunung. Ketika ditanya destinasi mana lagi yang akan ditempuh, Aristi masih bungkam. "Ada lah," ujarnya. (*/c5/kim)
Penghobi bersepeda jarak jauh atau populer disebut long distance cycling masih sangat jarang, apalagi perempuan. Aristi Prajwalita adalah perkecualian.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara