Selalu Ingat Cerita Komjen Pol Anang Iskandar
Lambat laun akhirnya banyak yang kepincut untuk dipijat. Bahkan, dia diminta menemani para anggota yang piket berjaga sambil memijat. Mulai piket penjagaan, reskrim, hingga intel. Pada 1996 Geno diminta menjadi petugas kebersihan di ruang intel.
”Saya menerima tawaran itu agar semakin dekat dengan pelanggan pijat,” jelasnya. Geno pun keluar dari tempat kerjanya di Pasar Turi. Selama dua tahun dia menjadi tukang kebersihan sembari bekerja memijat.
”Setelah itu saya memilih menjadi tukang pijat saja. Apalagi, banyak orang-orang di satintelkam yang ganti,” paparnya.
Keputusan yang tidak keliru. Sebab, kini setiap pekan Geno bisa mengantongi penghasilan Rp 1 juta. ”Itu angka bersih yang saya bawa pulang ke Mojokerto setiap minggunya,” ujarnya. Di luar angka Rp 1 juta dimanfaatkan untuk biaya makan di Surabaya dan dikirim ke anaknya yang kuliah.
Bagi Geno dan para kliennya, dampak pijat memang bisa sangat luar biasa. (Miftakhul F.S./c7/dos)
YANG tak mengenalnya bakal mengiranya sebagai polisi. Sebab, laki-laki itu sering terlihat di Polrestabes Surabaya. Entah itu di ruang piket satreskrim,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala