Selalu Matikan Lawan, Dijuluki 'Homicide'

Selalu Matikan Lawan, Dijuluki 'Homicide'
BINTANG - Corey Williams (kiri) bersama Hannibal, MC legendaris streetball dalam ajang EBC di New York, 12 Juli lalu. Foto: Benjamin Norman for Corey Williams.

Berhadapan langsung dengan Artest, Williams tidak gentar. Berkali-kali dikasari dan diblok, Williams terus menyerang. Alhasil, dia pun mencetak 26 poin. Timnya kalah tipis, tapi dia mampu meraup banyak poin meski dikawal Artest yang lebih tebal dan besar (Williams 190 cm, Artest 201 cm).

"Itu 26 poin paling sulit yang pernah saya dapatkan. Tapi saya mampu mendapatkan 26 poin! Pertandingan itu benar-benar membantu mental saya, memberi tahu saya kalau saya mampu bermain di level tertinggi," ucapnya seperti dikutip majalah Dime.

Dari jalanan New York pula Williams mendapat "penghargaan" tertinggi dalam karir seorang pemain basket: Yaitu mendapatkan kontrak sepatu, dan dibuatkan sepatu signature sendiri, yang kemudian dijual laris di berbagai penjuru dunia.

K1X, merek sepatu asal Jerman, mengontraknya. Membuatkannya sepatu bernama "187," alias kode polisi New York untuk pembunuhan alias homicide. "Saya ingin menegaskan kepada Anda, bahwa saya adalah pemain streetball pertama dalam sejarah yang mendapatkan kontrak sepatu signature. Saya juga pemain pertama dalam sejarah yang mendapat sepatu eksklusif tanpa harus bermain di NBA!" tukasnya. "Ini saya dapatkan karena kemurahan hati Tuhan, kerja keras, dan tekad untuk tidak pernah menyerah," tegasnya.

Bintang basket kelas dunia tidak harus bermain di NBA. Corey "Homicide" Williams, bintang utama Development Basketball League (DBL) World

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News