Selama ASEAN Kompak, AS dan Tiongkok Tak Bisa Berbuat Banyak

Lorenzana mengatakan isu Laut China Selatan jadi masalah utama yang dibahas Filipina bersama Jepang, Tiongkok, Australia, Prancis, dan Amerika Serikat, sejak Mei 2020.
"Apa makna dari pertemuan ini? Laut China Selatan penting untuk banyak negara," kata dia.
"Ketegangan di Laut China Selatan akan terus memuncak karena Tiongkok akan terus menuduh AS dan negara lain telah melakukan provokasi serta upaya melemahkan stabilitas di kawasan," terang dia.
Tiongkok telah meningkatkan jumlah patroli dan latihan militernya tahun ini, beberapa di antaranya digelar di pulau sengketa yang juga diklaim oleh Vietnam.
Sementara itu, AS mengerahkan kapal perangnya sebagai wujud dukungan terhadap lalu lintas perairan yang bebas.
AS dan Tiongkok saling tuduh masing-masing pihak sengaja membuat provokasi.
Lorenzana mengatakan negara-negara di Asia Tenggara khawatir ancaman konflik bersenjata dapat terus memuncak.
Dia pun menegaskan, sebagai sekutu AS, Filipina suka atau tidak pasti akan terlibat dalam konflik. (ant/dil/jpnn)
Perhimpunan Bangsa-Bangsa di Asia Tenggara (ASEAN) terjebak di tengah-tengah rivalitas AS dan Tiongkok
Redaktur & Reporter : Adil
- Rambah Pasar Amerika Serikat, OKX Luncurkan Bursa Kripto Terpusat & Dompet Crypto Web3
- Gakoptindo Yakin Kebijakan Tarif Trump tak Memengaruhi Harga Kedelai dari AS
- 33 Tahun Ada, Tupperware Resmi Hengkang dari Aktivitas Bisnis Indonesia
- Perang Dagang China-AS, Prabowo Bimbang Keduanya Teman Baik
- Kunjungan Xi Jinping ke 3 Negara ASEAN Menegaskan Prioritas China
- Uni Eropa Siap Main Kasar Jika Negosiasi Tarif dengan Trump Kandas