Selamat, 3 Tokoh Jatim Raih Penghargaan dari Menlu Jepang
''Kursus yang saya dirikan sendiri punya tipikal diampu berbagai karakter guru yang bisa memahami berbagai macam karakter siswa yang juga berbeda-beda,'' tuturnya.
Bahkan, Djodjok pernah terlibat selama 11 tahun dalam penelitian bahasa Jepang. Dia pun produktif menulis berbagai buku. Antara lain, Kamus Dasar Indonesia-Jepang yang terbit pada 2012 dan Linguistik Jepang yang terbit pada 2013. Djojok juga menulis buku berjudul Gairah Hidup pada 2014.
Buku tersebut banyak terinspirasi dari konsep hidup orang Jepang.
Bagaimana nilai-nilai kehidupan di sana bisa diterapkan pada pola kehidupan di sini. ''Misalnya, konsisten terhadap waktu. Saking menghargai waktu, orang Jepang sudah menganggap waktu sebagai civil religion bagi mereka,'' paparnya.
Djodjok mengungkapkan, beberapa waktu lalu dirinya berbincang dengan wakil Menlu Jepang.
Dalam kesempatan itu, dia memberikan pandangan terhadap pembelajaran bahasa Jepang di Indonesia. Menurut dia, jumlah pembelajar tidak harus banyak. Sebab, yang lebih penting adalah kebermanfaatan yang diberikan.
''Mending sedikit tapi betul-betul punya peran dan ikut andil jadi jembatan persaudaraan dua negara,'' tambahnya.
Sementara itu, Joshie Halim menjadi sosok pendukung di balik layar. Sebagai wakil ketua pembina EJJC, dia banyak membantu dan mendedikasikan diri untuk mengurus administrasi dan perizinan bagi pembangunan beberapa gedung sekolah Jepang di Surabaya.
Tiga tokoh asal Jatim dianggap punya andil besar di bidang masing-masing dalam hubungan persahabatan Jepang dan Indonesia
- IMDE Gelar Kuliah Umum Bertema Tips dan Trik Wawancara Tokoh
- KPK Lanjutkan Penyidikan Kepada Karna Suswandi
- Kementerian LH Tutup Pembuangan Sampah Ilegal di Bekasi
- LBH Semarang Sebut Penembakan Sewenang-wenang oleh Polisi Tidak Bisa Dibenarkan apa pun Alasannya
- Kasus Polisi Tembak Polisi, AKP Dadang Iskandar Dipecat dari Polri
- BKN Ingatkan Mulai Hari Ini Cetak Kartu Peserta Seleksi PPPK 2024