Selamat Datang Reiwa, Jepang Masuk Era Kaisar Baru

jpnn.com, TOKYO - ''Dengan tulus, saya dan permaisuri berharap era Reiwa yang dimulai besok (hari ini, Red) menjadi era yang stabil dan bermanfaat.'' Kalimat itu diucapkan Akihito dalam pidato terakhirnya sebagai kaisar Jepang. Kemarin (30/4) dia resmi meletakkan jabatan. Era Heisei, masa kekaisarannya, berakhir dan digantikan era Reiwa.
Selama lebih dari 200 tahun ini, tidak ada kaisar Jepang yang turun takhta. Akihito adalah yang pertama. Dia merasa sudah tua dan beberapa kali sakit sehingga tidak maksimal mengemban tugas sebagai seorang kaisar yang melayani rakyat. Suami Ratu Michiko itu menjalani operasi kanker prostat pada 2003 dan operasi bypass jantung (2012). Karena itulah, pada 2016, Akihito sudah mengutarakan niatnya untuk turun takhta.
Perpindahan era kali ini terasa begitu berbeda. Biasanya, era berganti ketika kaisar telah tiada. Dulu, saat Akihito mengambil alih kekuasaan ayahnya, mendiang Kaisar Hirohito, negara berduka. Sebab, Hirohito yang dijuluki sebagai manusia dewa telah tiada.
Namun, kali ini berbeda. Akihito meletakkan jabatannya. Bukan karena meninggal. Karena itu, rakyat tidak perlu bersedih hati. Libur musim semi diperpanjang hingga 10 hari. Rakyat menandai pergantian era dengan pergi piknik dan bersenang-senang bersama orang-orang terkasih. ''Kaisar telah bekerja keras selama 30 tahun ini. Jadi, saya harap penyerahan tongkat kekuasaan ke kaisar yang baru akan berjalan mulus,'' ucap Mikiko Fujii, seorang warga.
Penduduk berkumpul di luar istana kemarin malam untuk menghitung detik-detik terakhir era Heisei.
Rencananya, hari ini, setelah dilantik, Naruhito menyapa penduduk untuk kali pertama. Upacara yang lebih besar diadakan pada 22 Oktober mendatang. Naruhito bakal diarak keliling Tokyo dan menerima tamu-tamu kerajaan yang ingin memberi selamat.
Naruhito dan istrinya, Ratu Masako, sangat berbeda dengan para pendahulunya. Pasangan suami istri itu sama-sama menempuh pendidikan hingga ke perguruan tinggi dan bisa berbicara dalam beberapa bahasa. Naruhito adalah alumnus Oxford University, sedangkan istrinya lulusan Harvard University. Saat tinggal di luar negeri, mereka bahkan mencuci bajunya sendiri. Masako juga pernah menjadi seorang diplomat. ''Mereka memiliki latar belakang yang unik,'' ujar analis di Wilson Center, Shihoko Goto, sebagaimana dikutip Japan Times.
Dengan latar belakang tersebut, penduduk berharap kaisar yang baru bisa lebih mengenalkan Jepang ke kancah internasional dan lebih dekat dengan rakyat. Goto meyakini Naruhito dan Masako bisa melakukannya dengan baik.
Selama lebih dari 200 tahun ini, tidak ada kaisar Jepang yang turun takhta. Akihito adalah yang pertama. Dia merasa sudah tua dan beberapa kali sakit sehingga tidak maksimal mengemban tugas
- Belajar dari Jepang, Program MBG Perlu Kolaborasi Semua Pihak
- Korut Tegaskan Senjata Nuklir untuk Keperluan Tempur, Bukan Barang Tawar-Menawar
- Gerak Cepat, Malaysia & Jepang Berkolaborasi untuk Membangun Kembali Gaza
- Ajinomoto Tawarkan Beasiswa Penuh untuk Menimba Ilmu di Universitas Ternama di Jepang
- Frostbite Cookies & Cream Stik Hadir dengan Varian Baru, Harganya Cuma Rp5 Ribu
- Dunia Hari Ini: Jepang Diguncang Gempa Bumi Berkekuatan 6,6 Skala Richter