Selandia Baru Akui Sulit Damaikan Perbedaan dengan Tiongkok
Ditanya tentang laporan pencurian rahasia dagang dan kekayaan intelektual AS oleh Tiongkok, Menlu Blinken mengatakan Pemerintahan Biden sangat prihatin tentang hal ini.
"Itu sama seperti seseorang yang bersaing secara tidak adil dan semakin bermusuhan. Tapi kita jauh lebih efektif dan lebih kuat ketika melibatkan negara-negara yang berpikiran sama dan sama-sama dirugikan, untuk memberitahu Beijing, bahwa ini diteruskan," paparnya.
Tetap bersuara soal Tiongkok
Selandia Baru menghadapi tekanan dari beberapa elemen di negara-negara Barat karena enggan menggunakan aliansi intelijen dan keamanan Five Eyes untuk menekan Beijing.
Aliansi ini mencakup Selandia Baru, Australia, Inggris, Kanada, dan Amerika Serikat.
Bulan lalu Menlu Selandia Baru Nanaia Mahuta mengatakan pihaknya merasa tidak nyaman untuk memperluas peran Five Eyes.
Pengamat masalah internasional dari Democracy Project Geoffrey Miller menilai pidato PM Jacinda tampaknya ditujukan untuk menepis kritik tajam atas pernyataan Menlu Nanaia Mahuta tersebut.
"Ardern dan Mahuta menjual sikap baru saat Selandia Baru memajukan 'kebijakan luar negeri independen' yang tidak setia kepada blok besar mana pun," jelasnya.
Tiongkok, mitra dagang terbesar Selandia Baru, menuduh aliansi Five Eyes mengeroyoknya melalui pernyataan tentang Hong Kong dan perlakuan terhadap etnis Muslim Uighur di Xinjiang.
Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan perbedaan nilai-nilai dan kepentingan Selandia Baru dan Tiongkok
- Siapa Saja Bali Nine, yang Akan Dipindahkan ke penjara Australia?
- Dunia Hari Ini: Menang Pilpres, Donald Trump Lolos dari Jerat Hukum
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Wanita Global
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu