Selandia Baru Peringati Pembantaian di Masjid Christchurch

Umat Islam Selandia Baru memperingati setahun peristiwa Pembantaian Chrischurch yang dimulai dengan salat Jumat (13/3/2020) dihadiri ribuan orang. Trauma terus mambayangi para korban dan keluarganya, sementara terdakwa teroris Brenton Tarrant masih menunggu jadwal sidang di pengadilan.
Imam Masjid Al Noor Gamal Fouda selamat dari pembantaian di hari Jumat 15 Maret 2019 karena bersembunyi di balik mimbar. Ia baru saja menyampaikan khotbah saat itu.

Sebanyak 42 jamaahnya tewas dan puluhan lainnya luka-luka. 9 orang jamaah di musala Linwood Islamic Centre juga tewas di tangan teroris asal Australia itu.
Menurut Fouda, ia mulai bisa mencerna peristiwa ini pada November lalu, namun trauma yang dirasakannya masih terus berlangsung hingga sekarang.
Saat sang imam bersembunyi di balik mimbar, Fouda membantai 42 jamaah dengan senjata mesin, kembali ke mobilnya untuk mengisi peluru, lalu menembaki beberapa orang lagi.
Fouda mengatakan umat Islam di Christchurch sudah berusaha melakukan pemulihan namun secara umum mereka belum pulih.
"Kami berusaha sebaik-baiknya dan kembali lagi ke masjid ini," katanya kepada salah satu media setempat.
Umat Islam Selandia Baru memperingati setahun peristiwa Pembantaian Chrischurch yang dimulai dengan salat Jumat (13/3/2020) dihadiri ribuan orang
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia