Selandia Baru Peringati Pembantaian di Masjid Christchurch

Selandia Baru Peringati Pembantaian di Masjid Christchurch
Warga Selandia Baru menunjukkan empati mereka pada para korban pembantaian Christchurch, salah satunya dengan menyampaikan pesan ini di depan Masjid Al Noor. (ABC News: Mitchell Woolnough)

"Pada saat tertentu saya bertanya-tanya, mengapa dia tidak melarikan diri saja?" ujar Aya.

"Tapi kemudian saya sadar bahwa semua yang terjadi ada sebabnya. Dia tak melarikan diri dan kami ditinggalkannya demi suatu alasan," katanya.

Alasan itu, katanya, agar mereka bisa menyampaikan pesan bahwa kebencian tidak dapat dibenarkan.

Korban selamat lainnya, Muhammad Feroze Ditta, mengaku mengalami kesulitan tidur hingga kini.

"Saya masih sering mendengar teriakan di malam hari. Bagaimana bisa melupakannya," kata Feroze seperti dilaporkan wartawan ABC Barbara Miller, Mitchell Woolnough dan Kevin Nguyen.

Saat kejadian, ia berada di syaf bagian belakang jamaah Al Noor. Saat teroris itu muncul, ia berlari ke pintu samping, namun pintu itu tak bisa terbuka.

Selandia Baru Peringati Pembantaian di Masjid Christchurch Photo: Salah satu korban selamat, Muhammad Feroze, mengaku tak pernah bisa melupakan teriakan para korban yang kemudian tewas dalam pembantaian itu. (ABC News: Kevin Nguyen)

 

Kini ia menduga mereka tak bisa membua pintu samping ini karena panik. Pada akhirnya sejumlah jamaah berhasil mendobraknya, namun pintu itu hanya terbuka sebagian.

Umat Islam Selandia Baru memperingati setahun peristiwa Pembantaian Chrischurch yang dimulai dengan salat Jumat (13/3/2020) dihadiri ribuan orang

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News