Selandia Baru Peringati Pembantaian di Masjid Christchurch
"Pada saat tertentu saya bertanya-tanya, mengapa dia tidak melarikan diri saja?" ujar Aya.
"Tapi kemudian saya sadar bahwa semua yang terjadi ada sebabnya. Dia tak melarikan diri dan kami ditinggalkannya demi suatu alasan," katanya.
Alasan itu, katanya, agar mereka bisa menyampaikan pesan bahwa kebencian tidak dapat dibenarkan.
Korban selamat lainnya, Muhammad Feroze Ditta, mengaku mengalami kesulitan tidur hingga kini.
"Saya masih sering mendengar teriakan di malam hari. Bagaimana bisa melupakannya," kata Feroze seperti dilaporkan wartawan ABC Barbara Miller, Mitchell Woolnough dan Kevin Nguyen.
Saat kejadian, ia berada di syaf bagian belakang jamaah Al Noor. Saat teroris itu muncul, ia berlari ke pintu samping, namun pintu itu tak bisa terbuka.
Photo: Salah satu korban selamat, Muhammad Feroze, mengaku tak pernah bisa melupakan teriakan para korban yang kemudian tewas dalam pembantaian itu. (ABC News: Kevin Nguyen)
Kini ia menduga mereka tak bisa membua pintu samping ini karena panik. Pada akhirnya sejumlah jamaah berhasil mendobraknya, namun pintu itu hanya terbuka sebagian.
Umat Islam Selandia Baru memperingati setahun peristiwa Pembantaian Chrischurch yang dimulai dengan salat Jumat (13/3/2020) dihadiri ribuan orang
- Program Makan Bergizi Gratis Diharapkan Menyasar Anak Indonesia di Pedalaman
- Dunia Hari Ini: Etihad Batal Lepas Landas di Melbourne karena Gangguan Teknis
- Kabar Australia: Sejumlah Hal yang Berubah di Negeri Kangguru pada 2025
- Misinformasi Soal Kenaikan PPN Dikhawatirkan Malah Bisa Menaikkan Harga
- Dunia Hari Ini: Mantan Menhan Israel Mengundurkan Diri dari Parlemen
- Dunia Hari Ini: Pemerintah Korea Selatan Perintahkan Periksa Semua Sistem Pesawat