Selat Hormuz Kembali Memanas
Kamis, 16 Februari 2012 – 14:38 WIB

Selat Hormuz Kembali Memanas
TEHERAN - Suhu politik di kawasan Teluk kembali memanas. Ini terkait dengan ketegangan sebelumnya terkait dengan wilayah Selat Hormuz, perairan strategis selebar 54 kilometer yang terletak tak jauh dari Teluk Persia. Armada tempur Iran dan Amerika Serikat (AS) terlibat saling intai di perairan tersebut. Saat kapal itu melintasi Selat Hormuz Selasa lalu (14/2), jet tempur maupun kapal patroli Iran langsung membayangi dari jauh. Menurut Associated Press, para awak Abraham Lincoln langsung siaga di depan senapan mesin kaliber 50 begitu melihat kedatangan kapal patroli Iran. Lalu, pesawat patroli udara Iran dilaporkan mengintai dan terbang tidak jauh saat USS Abraham Lincoln memasuki wilayah Oman. Sebuah kapal patroli lain Iran juga mengawasi dari jauh.
Mengutip sejumlah sumber informasi, Associated Press kemarin (15/2) melaporkan bahwa ketegangan meningkat lagi di Selat Hormuz ketika sejumlah pesawat dan kapal patroli Angkatan Laut (AL) Iran mengawasi dari jarak jauh kapal induk AS bertenaga nuklir USS Abraham Lincoln yang sedang melintas di jalur utama minyak dunia itu.
Baca Juga:
Kapal induk kelas Nimitz tersebut mengemban misi dan tugas sebagai pengganti kapal induk AS lainnya, USS John C. Stennis. USS Abraham Lincoln sengaja melintasi Selat Hormuz dari pangkalan Armada Ke-5 AS (US Fifth Fleet) yang berada di Manama, Bahrain, di kawasan Teluk Persia.
Baca Juga:
TEHERAN - Suhu politik di kawasan Teluk kembali memanas. Ini terkait dengan ketegangan sebelumnya terkait dengan wilayah Selat Hormuz, perairan strategis
BERITA TERKAIT
- Kunjungan Xi Jinping ke 3 Negara ASEAN Menegaskan Prioritas China
- Elite PKS & Partai Erdogan Bertemu di Turki, Kemerdekaan Palestina Jadi Isu Utama
- Uni Eropa Siap Main Kasar Jika Negosiasi Tarif dengan Trump Kandas
- Prabowo Suarakan Dukungan untuk Palestina di Hadapan Anggota Parlemen Turki
- PCO RI-Turkiye Sepakati Kerja Sama Bidang Media dan Komunikasi
- Prabowo Ingin Tampung Warga Gaza, Legislator Bicara Diplomasi Cegah Salah Tafsir