Seluruh Asia Dilanda Gelombang Baru Covid-19, Korut Beda Sendiri
Para analis mengatakan pemerintah otoriter Korut telah memanfaatkan pandemi untuk memperketat pengendalian sosial yang sebelumnya sudah diterapkan dengan tegas.
Pyongyang menyalahkan wabah itu pada "hal-hal asing" di dekat perbatasannya dengan Korsel dan mendesak penduduknya untuk menghindari apa pun yang datang dari luar.
Kasus harian demam di Korut yang dilaporkan KCNA telah menurun sejak negara terisolasi itu mengaku untuk pertama kalinya pada pertengahan Mei bahwa mereka menghadapi wabah Covid-19.
Otoritas mengatakan pihaknya sedang melakukan pemeriksaan kesehatan intensif di seluruh Korut, termasuk pengujian PCR harian pada air yang dikumpulkan dari daerah perbatasan.
Korut juga mengatakan telah mengembangkan metode baru yang dapat mendeteksi virus corona dan variannya secara lebih baik, juga penyakit menular lain seperti cacar monyet.
Klaim Korut tentang "stabilitas anti pandemi" itu muncul ketika negara-negara Asia lainnya menghadapi gelombang baru infeksi.
China melaporkan 691 kasus baru pada Sabtu dan kasus penularan lokal mencapai puncaknya sejak 23 Mei.
Di Korsel, kasus harian COVID melonjak pada Selasa hingga menembus angka 400.000 untuk pertama kali dalam dua bulan terakhir.
Korut menyombongkan diri saat negara-negara tetangganya di Asia berjuang melawan gelombang baru COVID-19 yang dipicu subvarian-subvarian Omicron.
- Gloria Nababan Wakili Indonesia di Event AsiaNista International
- Saksi Ungkit Jasa Harvey Moeis dalam Penanganan Covid, Lalu Ungkap Pesan Jokowi & BG
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Melihat Keindahan Kebun Teh Pangalengan dari Atas Bianglala Raksasa, Konon Tertinggi se-Asia