Semakin Banyak Fisikawan Australia Terlibat di Proyek Penelitian Fisika CERN

"Oleh karena itu satu-satunya cara adalah dengan bergabung dan terlibat dalam kerja kolaborasi dengan ilmuwan lain di CERN,"
Professor Taylor merupakan bagian dari tim yang berhasil mengungkap keberdaan Partikel Tuhan.
"Tanpa [Higgs boson], alam semesta kita tidak akan dilihat sebagaimana mestinya seperti sekarang ini, sebaliknya alam semesta ini akan terlihat sebagai alam semesta yang berbeda," katanya.
Meski banyak warganya ikut berkontribusi dalam proyek fisika ternama di CERN, Australia tidak tercatat sebagai negara anggota. Setiap tahun negara-negara angota CERN harus menyetorkan dana riset sebesar $7 juta, namun fisikawan CERN, Professor Emmanuel Tsesmelis meyakini langkah ini dapat menguntungkan Australia.
"Kontribusi Australia sudah diakui dalam program ilmiah, warga Australia banyak memberi kontribusi dibidang aspek teknologi dan ada banyak industri yang diuntungkan dari penelitian mereka," kata Professor Tsesmelis.
Large Hadron Collider saat ini sedang ditingkatkan untuk menggandakan kemampuannya, ambisi ini membuat para ilmuwan didalamnya kerap harus mengorbankan waktu berharga mereka untuk bekerja keras di tempat kerja mereka.
"Saya tidak pernah bisa duduk bersantai di sofa, saya bisa gila, kami saat ini sangat terdorong untuk terus melakukan penelitian karena rasa keingintahuan kami dan karenanya kami banyak mengorbankan keluarga,"
Ilmuwan Australia berada di barisan depan fisika partikel setelah bergabung dengan fisikawan dunia di institusi riset fisika ternama CERN di Jenewa.Fisikawan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia