Semakin Tidak Nyaman Tinggal di Kota
Jumat, 27 Mei 2011 – 09:41 WIB
JAKARTA - Tingkat kenyaman tinggak di beberapa kota besar di Indonesia menurun. Diantaranya pemicunya adalah penataan kota, tingkat kriminalitas, dan biaya hidup yang semakin melambung. Jika tidak segera dibenahi, bakal dikalahkan oleh kota-kota baru yang dibentuk swasta. Misalnya di Jakarta, indeks kenyamanan masyarakat sebesar 50,71 persen. Artinya, hampir separuh warga Jakarta merasa tidak nyaman tinggal di ibu kota yang dipimpin Fauzi Bowo itu.
Paparan penurunan tingkat kenyamanan tinggal di kota itu, dipaparkan oleh Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP). Sekjen IAP Bernardus R. Djonoputro memaparkan, posisi walikota cukup berperan untuk menjaga warganya tetap nyaman tinggal di kota. "Aspek mana yang dibenahi dulu, itu terserah masing-masing walikota," tandasnya di Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) Kamis (26/5).
Baca Juga:
Dari hasil survey yang dilakukan IAP tahun ini, tercatat rata-rata indeks kenyamanan tinggal di kota sebesar 54,26 persen. Artinya, 54,26 persen responden yang disurvey mengaku nyaman tinggal di kota. "Kondisi itu di tingkat nasional," tutur Bernardus. Tapi jika dikupas di tingkat kota, indeks kenyaman tinggal di kota banyak yang masih berada di bawah angka tadi.
Baca Juga:
JAKARTA - Tingkat kenyaman tinggak di beberapa kota besar di Indonesia menurun. Diantaranya pemicunya adalah penataan kota, tingkat kriminalitas,
BERITA TERKAIT
- Kecelakaan di Tol Cipularang, Sopir Truk Trailer Tersangka
- Sikap Ahli di Sidang Kasus Timah Tidak Etis, Perhitungan Kerugian Negara Diragukan
- Rayakan HUT ke-24, Epson Berkomitmen Berikan Dampak Positif Bagi Masyarakat Indonesia
- Ahmad Muzani Ingatkan Warga Jaga Persatuan & Kesatuan Menjelang Pilkada 2024
- KNPI Ajak Seluruh Pemuda Bergerak Mewujudkan Indonesia Emas 2045
- Lolly Suhenty Serahkan Santunan Dana Kepada Keluarga Staf Bawaslu yang Wafat