Semangat Petani Hutan tak Kendur, Ikut e-Learning KLHK Sambil Menunggu Istri Melahirkan

Meski sinyal hilang timbul, mereka tidak kehabisan akal berpindah tempat secara cepat untuk mencari sinyal demi tetap bisa mengikuti kelas.
Maka saat pelatihan ini berakhir di setiap gelombang, kerap muncul kesan polos menggugah dari peserta. "Saya terharu," kata Manawi.
"Di masa pandemi ini kami tetap diperhatikan," tambahnya. Demkian juga ungkapan Ramlah seperti tertulis di atas tadi, yang merasa disayang oleh tutor dan panitia.
Swary Utami Dewi, anggota Tim Penggerak Percepatan Perhutanan Sosial mengaku sangat terharu mendengar cerita para peserta e-learning.
Dia termasuk yang menjadi tutor untuk kelas tersebut. Swary pula yang menyaksikan sendiri bagaimana tingkah para peserta dari berbagai daerah yang berusaha keras mencari sinyal demi mengikuti pelatihan online tersebut.
"Mendengar ungkapan-ungkapan ini, saya yang menjadi salah satu tutor juga turut merasa senang dan terharu. Ke depan, sesudah pandemi berakhir, beberapa peserta berharap pelatihan seperti ini, bisa dilakukan lagi. Jika perlu dikembangkan terus sesuai kebutuhan petani," tutur Swary. (jpnn)
Cerita suka duka para petani hutan dari seluruh Indonesia yang tetap bersemangat mengikuti e-learning perhutanan sosial dari KLHK.
Redaktur & Reporter : Natalia
- Menhut: 7 Juta Hektar Lahan Bisa Dimanfaatkan untuk Perhutanan Sosial
- Pemerintah Menegaskan Tata Kelola Daur Ulang Limbah Baterai EV Sangat Penting
- 2 Terminal PET Raih Proper Hijau dari KLHK
- KLH Menyegel TPS Sementara di Pasar Caringin
- Perkuat Komiditas Pangan, Pertamina Dukung 13 Kelompok Perhutanan Sosial
- Paiton Energy Kembangkan Perhutanan Sosial Menjadi Hutan Energi