Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka

Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
Gereja Katedral Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Foto: Natalia Laurens/JPNN

Setiap tahun ribuan umat Katolik dari seluruh Indonesia dan mancanegara hadir di Semana Santa untuk merasakan khidmatnya perjalanan kisah sengsara Yesus. Prosesi Paskah Semana Santa ini dimulai dari Minggu Palma, Rabu Trewa, Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci dan Minggu Paskah. 

Berdasarkan buku yang ditulis Joao Pinto da Franca ‘Pengaruh Portugis di Indonesia’, prosesi Semana Santa telah mengalami inkulturasi budaya yaitu antara ajaran gereja Katolik, kepercayaan masyarakat lokal, dan peninggalan tradisi dari sejarah yang ditinggalkan bangsa Portugis.

Dalam perkembangannya, tradisi ini mengalami beberapa perubahan. Namun, sebagian besar ritual masih tetap dipertahankan.

Di antaranya, delapan suku di Larantuka yang tetap memegang peranan penting dan secara aktif memimpin doa dan berbagai ritual serta memandu masyarakat serta peziarah selama masa Semana Santa.

Larantuka, Kota Reinha Rosari, Diberkati Bunda Maria

Semana Santa dan keistimewaan Kota Larantuka tak bisa dipisahkan. Larantuka dikenal dengan sebutan Kota Reinha, Kota yang Diberkati Bunda Maria. Terbukti dari banyaknya taman-taman doa dengan patung Bunda Maria yang dibangun di sejumlah sudut Kota

Larantuka. Bagi umat Katolik, Kota Larantuka bisa bagian dari ziarah iman dan perjalanan mengimani kasih Bunda Maria pada umat manusia. Penyebutan Kota Reinha ini berawal pada 1945 ketika Raja Larantuka, Olla Adobala dibaptis imam misionaris Katolik dari Portugis.

Setelah pembaptisan itu, sang raja kemudian menyandang nama Don Fransisco Olla Adobala Diaz Viera Ghodinho (DVG). Raja Olla kemudian menyerahkan tongkat emas kerajaan pada Bunda Maria Reinha Rosari atau yang biasa disebut Tuan Ma. Penyerahan tongkat inilah yang menjadi simbol bahwa Larantuka sepenuhnya menjadi Kota Reinha (ratu), sedangkan para raja merupakan wakil atau abdi dari Tuan Ma (Bunda Maria).

Semana Santa ini merupakan peninggalan tradisi sejarah yang ditinggalkan bangsa Portugis saat masa penjajahan di Kota Larantuka pada era 1500an lalu.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News