Sembahyang Rebutan

Oleh: Dahlan Iskan

Sembahyang Rebutan
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - SENAM itu sudah ditunda setengah jam. Belum juga memenuhi kuorum. Perusuh Disway Pontianak belum ada yang datang, padahal tanpa mereka kurang seru.

Senam pun dimulai. Kebetulan hujan yang turun sejak sebelum subuh baru saja reda. Lebih 100 karyawan BPN Kalbar juga sudah tiba --dipimpin langsung Kepala BPN-nya, Dr Andi Tenri Abeng. Merekalah penyelenggara senam itu: untuk merayakan hari kemerdekaan.

Tidak akan saya ceritakan peristiwa malam sebelumnya. Saat pesta durian. Ini memang belum musim durian di Pontianak, tetapi raja durian tidak hanya tumbuh di sekitar Pontianak.

Baca Juga:

Masih ada durian raja diraja di Kalbar. Dia tumbuh di perbatasan dengan Serawak. Namanya: Durian Balai Karangan. Lebih hebat dari raja mana pun.

Selesai senam saya bergegas ke bandara. Ini musim padat penumpang. Banyak orang Tionghoa asal Pontianak pulang kampung.

"Ini kan hari raya Cingbing. Banyak orang ke makam,” ujar sahabat Disway di Pontianak. Dia orang Melayu. Tidak begitu paham budaya Tionghoa.

Baca Juga:

"Ini ramai bukan karena Cingbing," kata saya.

"Cingbing," tukasnya sok tahu.

Begitu saya masuk ruang operasi, puluhan umat Buddha di Surabaya berkumpul di vihara Kenjeran. Mereka menyalakan lilin. Berdoa. Selama delapan jam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News