Sembahyang Rebutan

Oleh: Dahlan Iskan

Sembahyang Rebutan
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Hati saya yang sudah penuh kanker diambil. Dikeluarkan.

Hati anak muda yang masih sangat muda itu dimasukkan ke dada saya. Hati anak muda itu menggantikan hati lama saya yang terkena kanker hati.

Itu 17 tahun yang lalu.

Begitu saya masuk ruang operasi, puluhan umat Buddha di Surabaya berkumpul di vihara Kenjeran. Mereka menyalakan lilin. Berdoa. Selama delapan jam. Sampai operasi ganti hati selesai.

Sejak itu arwah si anak muda selalu dimasukkan dalam daftar arwah yang didoakan di Vihara Sanggar Agung tersebut.

Di hari raya Rebutan itu ratusan orang berkumpul di Sanggar Agung. Juga di kelenteng-kelenteng. Itulah hari ketika para setan dilepaskan dari belenggu. Mereka akan mengganggu arwah siapa pun.

Vihara Sanggar Agung dibangun di pinggir pantai Kenjeran. Yang membangunnya adalah sahabat baik saya: Soetijadi Yudo.

Dia pengusaha besar. Awalnya hanya jualan permen. Keliling kampung-kampung. Lalu punya pabrik permen. Berkembang terus ke usaha-usaha lainnya.

Begitu saya masuk ruang operasi, puluhan umat Buddha di Surabaya berkumpul di vihara Kenjeran. Mereka menyalakan lilin. Berdoa. Selama delapan jam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News