Sembilan Bersaudara Hanya Satu Yang Bisa Bahasa Jawa

Sembilan Bersaudara Hanya Satu Yang Bisa Bahasa Jawa
Ustad : Mujiarto Redjowongsodinomo (berpeci) berbincang bersama warga asal Jawa di Lahad Datu 10/03. Foto : Ridlwan/ Jawa Pos
Anak sulungnya yang jago IT sekarang bekerja di Kuala Lumpur. Sedang dua adiknya masih sekolah. Di Lahad Datu, sambung Muji, peluang pekerjaan di bidang IT hampir tidak ada.

"Alhamdulillah anakku mbarep (sulung) sudah bisa cari makan sendiri," tambahnya.

   

Sekarang, Muji memang tidak lagi bekerja di perkebunan sawit. Dia wiraswasta di Lahad Datu dan kota-kota sekitarnya. Karena itu, dia banyak mengenal komunitas dari Jawa yang rata-rata bekerja sebagai pedagang.

   

"Alhamdulillah aku juga dianggap sedulur. Diundang juga ikut arisan. Merasa seperti saudara sendiri," ujar pria yang tinggal di kawasan yang disebut Tekwan itu.

   

Muji masih punya saudara di Jogjakarta. Dia hanya ingat lokasinya di sekitar Pasar Godean, Bantul, sekitar 30 kilometer dari pusat kota Jogja. "Bapakku paring ancer-ancer,  ora adoh seko pasar, ngisor wit pring (Bapak saya memberi ancar-ancara, tidak jauh dari pasar, di bawah pohon bamboo, Red)," katanya.

Warga Malaysia berdarah Jawa banyak jumlahnya. Mereka adalah anak-cucu para perantau di era sebelum Malaysia merdeka. Mujiarto, salah seorang yang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News