Sembilan Bersaudara Hanya Satu Yang Bisa Bahasa Jawa
Selasa, 12 Maret 2013 – 07:46 WIB

Ustad : Mujiarto Redjowongsodinomo (berpeci) berbincang bersama warga asal Jawa di Lahad Datu 10/03. Foto : Ridlwan/ Jawa Pos
Anak sulungnya yang jago IT sekarang bekerja di Kuala Lumpur. Sedang dua adiknya masih sekolah. Di Lahad Datu, sambung Muji, peluang pekerjaan di bidang IT hampir tidak ada.
"Alhamdulillah anakku mbarep (sulung) sudah bisa cari makan sendiri," tambahnya.
Sekarang, Muji memang tidak lagi bekerja di perkebunan sawit. Dia wiraswasta di Lahad Datu dan kota-kota sekitarnya. Karena itu, dia banyak mengenal komunitas dari Jawa yang rata-rata bekerja sebagai pedagang.
"Alhamdulillah aku juga dianggap sedulur. Diundang juga ikut arisan. Merasa seperti saudara sendiri," ujar pria yang tinggal di kawasan yang disebut Tekwan itu.
Muji masih punya saudara di Jogjakarta. Dia hanya ingat lokasinya di sekitar Pasar Godean, Bantul, sekitar 30 kilometer dari pusat kota Jogja. "Bapakku paring ancer-ancer, ora adoh seko pasar, ngisor wit pring (Bapak saya memberi ancar-ancara, tidak jauh dari pasar, di bawah pohon bamboo, Red)," katanya.
Warga Malaysia berdarah Jawa banyak jumlahnya. Mereka adalah anak-cucu para perantau di era sebelum Malaysia merdeka. Mujiarto, salah seorang yang
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu