Sembilan Perusahaan Jalan Tol Merugi
Pembebasan Lahan Macet, Trans Jawa Batal Kelar 2014
jpnn.com - JAKARTA - Molornya penyelesaian proyek jalan tol Trans Jawa berdampak secara ekonomi. Sembilan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang beroperasi di jalan tol Trans Jawa harus menanggung kerugian dalam menjalankan bisnis infrastruktur tersebut.
Mega proyek tol Trans Jawa yang ditargetkan rampung pada 2014 dipastikan tertunda karena terkendala pembebasan lahan.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Ahmad Gani Gazali mengatakan pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum (PU) telah berusaha keras menyelesaikan masalah pembebasan lahan dalam proyek tol Trans Jawa.
Meski begitu, dia mengakui tidak mudah menuntaskan persoalan tersebut. Sebab, sering bersinggungan langsung dengan kepentingan pemilik lahan. Hal itu membuat target menyelesaikan mega proyek tol Trans Jawa pada 2014 sulit terwujud.
"Dari sembilan ruas tol di Trans Jawa, baru tol Cikampek-Palimanan yang lahannya sudah 100 persen dibebaskan. Sementara itu, konstruksinya baru tiga persen," kata Gani kepada Jawa Pos kemarin (25/8).
Akibat kemoloran tersebut, sembilan BUJT yang beroperasi di tol Trans Jawa dipastikan mengalami kerugian. Bahkan, pemerintah harus memberikan kompensasi kepada BUJT sebagai ganti rugi atas keterlambatan tersebut.
"Untuk pembebasan lahan yang ditanggung pemerintah seperti di ruas Solo-Ngawi dan Ngawi"Kertosono, pemerintah akan memberikan kompensasi bagi BUJT. Misalnya dengan menaikkan tarif tol," ujar Gani.
Tidak hanya itu, BUJT juga akan mengalami kerugian di masa awal beroperasinya jalan tol Trans Jawa. "Jika nanti tolnya sudah jadi, paling tidak selama tujuh tahun atau lebih, BUJT harus nombok terlebih dahulu sampai jalan tol tersebut ramai oleh kendaraan," ungkapnya.