Semedi Keriting

Semedi Keriting
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Apakah Karina tetap pada pendapatnya? Atau mengaku salah? Mengakui Prof Rahayu yang benar —bahwa di dalam trombosit tidak terdapat protein penumbuh?

"Baiknya saya semadi saja dulu. Saya ini lebih muda. Harus menghormati senior," ujar Karina. 

Saya memuji sikap Karina yang tidak konfrontatif. Padahal seharusnya dia emosi. Bayangkan, nama Karina langsung jatuh di mata publik. Sikap semadi Karina itu saya nilai sebagai bentuk pengorbanan yang luar biasa besar dari seorang peneliti.

Apalagi Karina adalah salah satu mahasiswi Prof Rahayu (kini 74 tahun) di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Saya pun menghormati Karina yang lagi semadi. Saya tidak memprovokasi dia untuk melawan. Asal, itu tadi, janganlah Karina terlalu ''dalam'' bersemadi yang sampai membuat keritingnya menjadi lurus.

Apakah akibat kesimpulan diskusi yang beredar luas di medsos itu permintaan terapi aaPRP langsung berhenti?

"Rumah sakit yang minta kerja sama tambah banyak," ujar Karina.

Namun, banyak juga dokter yang tidak menyetujui permintaan pasien untuk menjalani terapi aaPRP. Dengan alasan: menunggu hasil uji coba tahap 3.

Dasco langsung membuat pernyataan mendukung Karina. Karina tersipu-sipu. Dasco langsung menelepon Menkes.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News