Semen Drum

Oleh: Dahlan Iskan

Semen Drum
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Lau seorang insinyur. Tinggalnya di Padang. Lau-lah yang menemukan bahan baku untuk pabrik semen di Indarung, dekat Padang itu.

Insinyur itu lantas menggalang dana di Amsterdam. Ia mencari investor yang berminat. Ia perlu modal besar untuk membangun pabrik semen.

Rupanya Belanda menaruh perhatian besar pada kekayaan alam Sumatera Tengah. Terutama sejak ditemukannya batu bara di Ombilin, Sawahlunto, pada 1880. Itulah tambang batu bara pertama di Indonesia.

Dari 10 orang pemegang saham Semen Padang itu terkumpul modal 1.350.000 gulden. Cukup.

Mesin-mesin didatangkan dari Jerman dan Denmark. Berdirilah perusahaan semen itu: NV NI PCM (Nederlandsch Indische Portland Cement Mastchappij).

Ratu Belanda mengesahkan akta itu pada 1910. Pabriknya sendiri mulai berproduksi tahun 1911, saat belum bisa beroperasi penuh. Menurut catatan sejarah, selama 1911 itu sudah mampu berproduksi: 25.000 vaten per bulan.

Rupanya di zaman itu semen ditaruh di dalam drum. Agar tidak kena air atau embun. Yakni drum berukuran 170 kg.

Melihat sulitnya medan Indarung zaman itu, dan sulitnya angkutan internasional, maka waktu 2 tahun pembangunan pabrik semen tersebut sangat cepat.

AWALNYA berita kecil: Bupati Kediri ngamuk-ngamuk. Salah satu kalimatnya menyebut Semen Padang kualitas terendah. Ujungnya minta maaf.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News