Semester I, Belanja Iklan Naik 25 Persen

Semester I, Belanja Iklan Naik 25 Persen
Semester I, Belanja Iklan Naik 25 Persen

Dari data tersebut Harris mengungkapkan, terdapat penurunan nilai pada beberapa produk seperti iklan telekomunikasi dan rokok. Dia memperkirakan penurunan itu diakibatkan oleh regulasi pemerintah.

Seperti yang diketahui pada Januari 2013 lalu pemerintah telah mengeluarkan PP Tembakau. Dalam beleid tersebut membatasi iklan rokok, sehingga produsen rokok mulai mengurangi budget iklan di media televisi.

Sedangkan untuk produk dan jasa telekomunikasi, Maret lalu Kementerian Komunikasi dan Informasi telah mengeluarkan guidance perusahaan telekomunikasi dalam beriklan.

"Meskipun masih menjadi sektor terbesar belanja iklan, iklan telekomunikasi mengalami tren penurunan sekitar 10 persen," katanya.

Sedangkan menurit jenis medianya, iklan di media televisi berkontribusi sekitar 68 persen lalu diikuti oleh media cetak sekitar 30 persen. Secara nilai iklan di media cetak khususnya koran naik 15 persen atau mencapai Rp 15,5 triliun. Harris mengatakan, ditengah perkembangan media online, kepercayaan perusahaan terhadap media koran masih sangat besar.

"Koran dan televisi masih menjadi media utama yang dianggap efektif dalam berpromosi. Sedangkan media digital masih banyak yang belum yakin apakah itu cukup ampuh dalam strategi marketing," katanya.

Dia menambahkan iklan di media digital tumbuh 100 persen per tahun, tapi tetap belum bisa mengejar iklan di media koran dan televisi. (uma)

10 Kategori Produk Iklan Terbesar

JAKARTA - Menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2014, para kandidat dari partai politik pun mulai berlomba-lomba mengenalkan diri kepada masyarakat melalui

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News