Seminggu, Kapal Bantuan DKP Sudah Lapuk

Seminggu, Kapal Bantuan DKP Sudah Lapuk
Seminggu, Kapal Bantuan DKP Sudah Lapuk
"Kalau pakai mesin ini powernya tidak sesuai. Untuk ke pulau Tikus saja bisa memakan waktu tiga jam, padahal normalnya satu jam. Selain itu mesin ini tidak menggunakan air pendingin, kalau dipakai lebih dari tiga jam mesin bisa meledak, dan ini membahayakan nelayan. Makanya harus mencari mesin dulu, kerena kapal ini tidak bisa digunakan mesin yang dibagikan ini," imbuhnya.

 

Secara pribadi Istian berterima kasih dengan bantuan yang diberikan pemerintah. Hanya saja pihaknya mengharapkan pemerintah dapat mengganti mesin kapal yang sudah terlanjur dibagikan tersebut.

"Terus terang kita bersyukur mbak dengan bantuan ini, tapi mohon pemerintah mempertimbangkan untuk mengganti mesin kapal. Tadinya mesin ini mau saya jual sebagai penambah dana untuk membeli mesin baru yang standar, tapi ternyata Ratna Diesel Engine ini tidak laku dipasaran, gak ada yang mau beli. Paling dua atau tiga bulan ke depan kapal ini bisa kita gunakan melaut," ujarnya.

Terkait adanya sejumlah kejanggalan, anggota Komisi I DPRD Kota M Awaludin, angkat bicara. Seharusnya Pemda tidak bisa tinggal diam dan menutup mata. Tidak menutup kemungkinan ada dugaan mark up dalam penyaluran bantuan DKP. Apalagi proses administrasi yang dilakukan DKP juga tidak jelas.

BENGKULU- Harapan nelayan untuk bisa melaut dengan nyaman dengan bantuan kapal dari Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) ternyata tak terwujud.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News