Seminggu, Kapal Bantuan DKP Sudah Lapuk
Selasa, 06 April 2010 – 10:17 WIB
"Kalau pakai mesin ini powernya tidak sesuai. Untuk ke pulau Tikus saja bisa memakan waktu tiga jam, padahal normalnya satu jam. Selain itu mesin ini tidak menggunakan air pendingin, kalau dipakai lebih dari tiga jam mesin bisa meledak, dan ini membahayakan nelayan. Makanya harus mencari mesin dulu, kerena kapal ini tidak bisa digunakan mesin yang dibagikan ini," imbuhnya.
Baca Juga:
Secara pribadi Istian berterima kasih dengan bantuan yang diberikan pemerintah. Hanya saja pihaknya mengharapkan pemerintah dapat mengganti mesin kapal yang sudah terlanjur dibagikan tersebut.
"Terus terang kita bersyukur mbak dengan bantuan ini, tapi mohon pemerintah mempertimbangkan untuk mengganti mesin kapal. Tadinya mesin ini mau saya jual sebagai penambah dana untuk membeli mesin baru yang standar, tapi ternyata Ratna Diesel Engine ini tidak laku dipasaran, gak ada yang mau beli. Paling dua atau tiga bulan ke depan kapal ini bisa kita gunakan melaut," ujarnya.
Terkait adanya sejumlah kejanggalan, anggota Komisi I DPRD Kota M Awaludin, angkat bicara. Seharusnya Pemda tidak bisa tinggal diam dan menutup mata. Tidak menutup kemungkinan ada dugaan mark up dalam penyaluran bantuan DKP. Apalagi proses administrasi yang dilakukan DKP juga tidak jelas.
BENGKULU- Harapan nelayan untuk bisa melaut dengan nyaman dengan bantuan kapal dari Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) ternyata tak terwujud.
BERITA TERKAIT
- DPRD Kota Bogor Gelar Sidak ke OPD, Pastikan Pelayanan Tetap Optimal
- Kejari Batam Tahan 2 Tersangka Korupsi Pengelolaan Anggaran RSUD Embung Fatimah
- Terduga Pelaku Penembakan Warga di Nagan Raya Ditangkap Polisi
- Masa Jabatan Selesai, Tabrani Resmi Melepas Tugas Pjs Wali Kota Tangsel
- Gunung Semeru Erupsi Lagi, Tinggi Letusan 600 Meter
- Ungkap Kasus TPPO, Polres Muara Enim Bekuk 1 Tersangka